BSIP Lampung dan Disbunnak Lampung Barat Gelar FGD Intercropping Berbasis Kopi

BSIP Lampung dan Disbunnak Lampung Barat Gelar FGD Intercropping Berbasis Kopi

--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Provinsi Lampung bekerjasama dengan Pemkab Lampung Barat dalam hal ini Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) menggelar Focus Group Discussion (FGD) terkait dengan diversifikasi tanaman atau tumpang sari (intercropping) berbasis kopi, yang digelar di Sekolah kopi Lampung Barat, Pekon Sukajaya Kecamatan Sumber Jaya, Kamis (20 Juli 2023).

Tim BSIP Lampung yang memandu proses survey dan diskusi diketuai oleh Dede Rusmawan, SP., Erdiansyah, SP., Aldo Afrianda, Amd., Tri Kusnanto, SST., Desmarita Sary, SP., MM., Hestiana karyati, AMd., dan Yulistyo Rahayu, dengan peserta tim Sekolah Kopi tiga orang, Disbunnak lima orang, Petani Champion 30 orang dan PPL tujuh orang.

Kabid Perkebunan pada Disbunnak Lampung Barat Sumarlin, SP, MP., mengungkapkan, diskusi terfokus dalam mengidentifikasi Pada empat hal yaitu Sistem Tanam (monokukture, atau campuran/tumpang sari), penggunaan varietas/klon (asalan, klon lokal, klon unggul nasional, klon produktif lokal), pemupukan dan pemangkasan.

”Diskusi dibentuk dalam dua kelompok pembahasan kopi dengan cabe dan kopi dengan Lada, pisang dan aren,” ungkap Sumarlin, mewakili kepala Disbunnak Lampung Barat Yudha Setiawan, SIP. 

BACA JUGA:Temui Massa Aksi, Ketua Komisi I Yozi Rizal : DPRD Lampung Konsisten Tegakkan Aturan

Dijelaskan, sebagai upaya membantu formulasi Intercropping kopi di Lampung Barat, maka BSIP Lampung melakukan survey intercropping kopi yang diakhiri dengan mengumpulkan beberapa petani champion kopi untuk berdiskusi guna adanya standarisasi awal intercropping kopi Lampung Barat. 

Kopi, kata Sumarlin, merupakan komoditi penopang utama perekonomian Lampung Barat hingga 48% dalam PDRB. 65% Mata pencaharian masyarakat Lampung Barat merupakan pekebun kopi bahkan lebih dari 85% masyarakat yang tidak terkait langsung dengan kopi. 

Hal ini berdampak pada fluktuasi perekonomian Lampung Barat sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan perkapita petani kopi. 

”Salah satu upaya yang dapat dilakukan petani kopi dalam meningkatkan pendapatannya yaitu dengan menambah produk hasil usaha tani dan meningkatkan produksi serta mutu biji kopi yang dihasilkan,” ujarnya.

BACA JUGA:Bupati Lampung Barat Nukman Hadiri Rakernas Apkasi dan AEO 2023

Selanjutnya, dalam menambah pendapatan usahatani kopi dilambar melakukan dengan diversifikasi tanaman (intercropping) seperti Pisang, Lada, Cengkih, tanaman buah. 

Selain itu dengan integrasi ternak kambing atau sapi sebagai sumber penghasil pupuk organik tanaman. 

”Namun demikian hingga saat ini masih sangat kurang akan formula atau komposisi tanaman sela tersebut terhadap kopi yang layak atau ekonomis. Sehingga sering terjadi dominasi tanaman lain yang mempengaruhi penurunan atau rusaknya tanaman kopi sebagai tanaman utama,” kata dia. 

Salah satunya kerusakan kopi akibat dominasi tanaman pisang. Untuk itu, sambung Sumarlin, pihaknya sangat berharap adanya kegiatan ini akan sangat membantu dalam memformulasi bagaimana intercropping tanaman kopi yang bernilai ekonomi bagi petani. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: