Kolaborasi Tokoh Tua dan Muda di Musda Muhammadiyah-Aisyiyah ke-3

Kolaborasi Tokoh Tua dan Muda di Musda Muhammadiyah-Aisyiyah ke-3

--

PRINGSEWU, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Kolaborasi kepemimpinan  tokoh tua dan tokoh-tokoh muda menjadi  isu menarik pada "suksesi" Musyawarah Daerah (Musda) Muhammadiyah dan 'Aisyiyah ke- 3  di Graha Ahmad Dahlan UMPRI Lampung, pada 20-21 Mei 2023. 

Terlebih persyarikatan Muhammadiyah adalah Organisasi kemasyarakatan Islam yang bercirikan moderat dan berkemajuan yang kini telah berkembang di seluruh wilayah tanah air dan cabangnya tersebar di setidaknya 28 negara, maka harus dikelola dengan apik dan baik.

"Perkembangan masyarakat dalam paham keagamaan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terus mengalami perkembangan. Hal ini jika tidak disikapi dengan sikap responsif yang berkemajuan maka ormas akan tertinggal dan menjadi sejarah masa lalu," terang sekum PD Muhammadiyah  Pringsewu DR. Muhtasor di arena Musda.

Lebih lanjut dikatakannya  persyarikatan Muhammadiyah  harus kolaborasi antara tokoh-tokoh tua dengan tokoh-tokoh muda.

"Tokoh-tokoh muda difungsikan untuk cepat respon terhadap gejala dan masalah keumatan, organisasi dan mengelola perkembangan kemajuan di segala bidang," pandangnya. 

Tokoh muda diperlukan untuk membuka gerbang, mencari dan memperluas informasi serta mencari berbagai format pengembangan-pengembangan. 

Responsif, bukan reaktif dalam menghadapi setiap kemungkinan yang terjadi berupa gejala di masyarakat dan alam.

Anak muda itu sering "kaduk Wani Kurang Dedugo" sehingga cepat tapi kadang kurang perhitungan dan pandangan, sehingga terkesan kurang bijaksana.

Disinilah peran tokoh tua untuk menghaluskan, meluruskan dan mengembangkan kebersamaan dalam gerakan.

Sementara tokoh tua sangat diperlukan untuk pengembangan dan membina sisi-sisi kepribadian (personality), sikap (attitude) dalam upaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, kemampuan baca tulis Al-Qur'an dan hadist serta kualitas ibadah para pengelola persyarikatan. 

Organisasi boleh melaju dengan kecepatan (speed) yang kuat, tapi rem, setir tidak boleh hilang supaya perjalanan organisasi tetap pada koridor nya yakni pada khittoh perjuangan, AD-ART dan paham keagamaan Muhammadiyah.

Semoga persyarikatan Muhammadiyah di kabupaten Pringsewu ke depan lebih baik dan mampu menjawab tantangan masyarakat, bangsa dan negara. 

"Bersama pemerintah daerah untuk membangun jejama secancanan, memajukan peradaban bangsa," harap DR. Muhtasor.

Menurut ketua panitia DR. Hasbulah, jalannya musda sudah dipersiapkan semaksimal mungkin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: