Memahami La Nina, Si Putri Anti El Nino

Memahami La Nina, Si Putri Anti El Nino

Berdasarkan pengamatan terkini, anomali suhu di Samudra Pasifik menunjukkan fitur La Nina Modoki, bukan El Nino-Ilustrasi/FREEPIK.COM-

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Prediksi tentang munculnya fenomena El Nino tahun ini sempat menghebohkan publik Indonesia.

Namun peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin menyebutkan bahwa El Nino kemungkinan akan gagal terjadi.

Lewat akun Twitternya pada Minggu, 7 Mei 2023, Erma mengungkapkan bahwa kemungkinan El Nino gagal muncul dan terdapat potensi La Nina Modoki yang bakal melanda Indonesia tahun ini.

Menurutnya, berdasarkan pengamatan terkini, anomali suhu di Samudra Pasifik menunjukkan fitur La Nina Modoki, bukan El Nino.

BACA JUGA:Prediksi Meleset? El Nino Kemungkinan Berganti La Nina Modoki

"Apalagi dengan maraknya badai vorteks yg berpotensi terus tumbuh menjadi siklon tropis, maka El Nino bisa saja tertunda bahkan gagal terbentuk," katanya.

Istilah La Nina berasal dari bahasa Spanyol yang berarti anak perempuan atau putri dan merupakan fenomena yang berbanding terbalik dengan El Nino atau disebut juga sebagai Anti El Nino. 

Fenomena La Nina Modoki sendiri ditemukan oleh ilmuwan Jepang, dimana terdapat pembentukan tripole atau tiga lokasi yang mengalami anomali suhu, yakni hangat di dekat Papua dan Peru serta di tengah mendingin.

Dilansir dari situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), ketika La Nina terjadi, Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya.

BACA JUGA:Cerita Seorang Pedagang Beras Ngaku Dijebak Oknum Polisi Punya Narkoba

Pendinginan SML ini mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.

Saat fenomena ini terjadi, suhu permukaan laut di sepanjang timur dan tengah Samudera Pasifik yang dekat atau berada di garis khatulistiwa mengalami penurunan sebanyak 3° hingga 5 °C dari suhu normal

Fenomena La Nina biasanya berlangsung paling tidak lima bulan dan memiliki dampak yang sangat besar terhadap cuaca bahkan iklim di sebagian besar wilayah di dunia.

Dampak utama dari fenomena La Nina terhadap wilayah Indonesia adalah peningkatan curah hujan di wilayah tengah dan timur Indonesia sebagai akibat dari menghangatnya suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: