Kenapa Perintah Puasa Menggunakan Redaksi 'Diwajibkan'?

Kenapa Perintah Puasa Menggunakan Redaksi 'Diwajibkan'?

Ustad H Abdul Gani--

Oleh : Ustad H. Abdul Gani 

Mengapa perintah puasa ini diberikan dalam bentuk kalimat pasif? Kenapa tidak langsung saja “Allah telah mewajibkan kamu berpuasa”? Apa hikmahnya?

Kenapa Perintah Puasa Menggunakan Redaksi “Diwajibkan”?

Perintah puasa dalam surat Al-Baqarah ayat 183

Salah satu bentuk kemukjizatan Al-Qur’an adalah pilihan diksinya yang bukan saja tepat dan akurat, tapi juga mengandung hikmah. Allah itu Sang Maha Halus, sekaligus Sang Maha Penyayang, maka firman-Nya pun merefleksikan asma-Nya ini. perintah puasa

Sebagai contoh, pernahkah terpikir di benak kita kenapa perintah berpuasa diberikan dalam bentuk kalimat pasif (fi’il mabni majhul), yaitu “kutiba”?

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan (KUTIBA) atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [QS al-Baqarah ayat 183)

 

Semua kitab tafsir, dari yang klasik semisal at-Thabari dan ar-Razi, sampai yang modern seperti al-Munir-nya Wahbah az-Zuhaili, mengatakan kutiba itu maknanya furidha (diwajibkan). Kata kerja aktifnya adalah kataba, yang menurut Ibn Qutaibah, maknanya bisa beraneka ragam di dalam Al-Qur’an. Tapi secara kebahasaan maknanya adalah menulis, maka berarti kutiba makna aslinya “dituliskan”. Dalam tafsir at-Thabari, kata dituliskan ini menjadi wajib karena maksudnya telah dituliskan di dalam kitab lauh al-mahfuz.

Baik, sekarang kita paham kenapa kata kutiba diterjemahkan menjadi diwajibkan. Tapi sekali lagi pertanyaannya mengapa perintah puasa ini diberikan dalam bentuk kalimat pasif? Kenapa tidak langsung saja “Allah telah mewajibkan kamu berpuasa”? Apa hikmahnya?

Menurut Ibn al-Jawzi, sebagian ulama telah menjelaskan, bahwa bentuk pasif kutiba itu dipilih karena biasanya berupa kewajiban yang bersifat memberatkan  manusia untuk menjalani kewajiban itu. Misalnya, selain ayat puasa, redaksi kutiba ‘alaykum (diwajibkan atas kalian) itu terdapat dalam ayat qishash (Q.S al-Baqarah: 178):

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: