Mati Lampu

Mati Lampu

Oleh : Dahlan Iskan LISTRIK itu baru diingat ketika mati. Apalagi kalau matinya sampai 4 hari. Seperti terjadi di Texas, Amerika Serikat, pekan lalu. Lebih 4 juta orang menderita. Musim dingin, tumben, mencapai Texas dengan saljunya. Tiga keluarga sampai tidur di dalam mobil. Agar dapat heater. Dua di antaranya meninggal –kena racun asap. Satu keluarga lagi selamat. Dengan bayi mereka. Itu karena mereka tidur di mobil listrik Tesla. Yang punya sistem pemanas 12 jam –tanpa mengurangi daya tempuh jarak jauhnya. Amat jarang musim dingin sampai tiba di Texas seburuk ini. Texas adalah wilayah selatan yang panas. Berbatasan dengan Mexico. Karena itu sistem listriknya pun tidak diberi insulasi –pelindung agar tidak beku. Hari itu pipa-pipa gas membeku. Pembangkit listrik dengan bahan baku gas banyak yang mati. Para penari langit ikut berhenti berputar. Turbin kecil mereka juga tidak diberi pelindung dari kebekuan. Di Texas peran listrik tenaga angin sudah mencapai 10 persen –terbesar di Amerika. Tokoh partai Republik di Texas pun segera menjadikan green energy sebagai kambing hitam. Lalu mereka itu balik dikecam ramai-ramai. "Ini bukan kegagalan kebijakan green energy. Ini kegagalan pemerintahan partai Republik di Texas," balas tokoh Demokrat. Itu sekaligus pernyataan balas dendam. Tiga tahun lalu, ketika mati lampu 12 jam di California, tokoh Republik dari Texas mengatakan "Itu sebagai kegagalan pemerintahan partai Demokrat di California". Kegagalan 12 jam melawan kegagalan 4 hari. Seru. Pemerintah pusat tenang-tenang saja. Sistem listrik di Texas tidak ada hubungan dengan pusat. Sejak tahun 1980-an Texas menyatakan merdeka dalam hal listrik. Jaringan listriknya dibuat bersifat isolated –tidak terhubung dengan jaringan di negara bagian lain. Maka dalam hal kekurangan listrik –seperti pekan lalu–  tidak bisa memanfaatkan kelebihan listrik daerah lain. Mati lampu. Empat hari pula. Kabar baiknya: masih ada orang baik di dalam kesusahan itu. Sebuah supermarket di dekat kota Austin bikin sedekah. Saat listrik kali pertama mati di supermarket itu lagi banyak orang belanja. Mereka antre panjang di kasir. Alat untuk menerima pembayaran itu tidak berfungsi tanpa listrik. Maka, dalam waktu sekejap, antrean panjang itu berakhir: semua, tanpa kecuali, silakan langsung saja mendorong kereta belanjaannya ke luar. Tanpa harus bayar. Texas memang terlalu pede. Mereka selalu bangga disebut sebagai negara bagian terbesar di Amerika –lupa kalau dari segi luasnya wilayah sebenarnya Alaska lebih besar. Tapi produksi listriknya memang yang terbesar. Begitu juga konsumsi listriknya. Hebatnya lagi listrik dari batu baranya tinggal 30 persen. Mayoritas (56 persen) dari gas. Sedang dari tenaga angin mencapai 10 persen. Sisanya dari nuklir. Dominasi gas itu membuat sistem listrik Texas sangat efisien. Bebannya bisa di turun-naikkan dengan lebih fleksibel. Itulah sebabnya Texas berani tidak punya cadangan listrik dalam jumlah besar. Kapasitas produksi listriknya dimepetkan dengan kebutuhan. Kelemahannya terlihat pekan lalu: begitu ada masalah, langsung kekurangan listrik. Di Jawa tidak berani tidak punya cadangan seperti itu. Kelemahan di Jawa: menjadi kurang efisien. Cadangan itu juga harus dibayar. Padahal tidak dipakai. Di saat listrik baik-baik saja, cadangan itu sering jadi kambing hitam: kok tidak efisien. Tapi di saat mati lampu seperti di Texas cadangan itu baru diingat pentingnya. Maka –ini guyon– sebaiknya sering-sering mati lampu –agar selalu ingat pentingnya cadangan itu. Tentu cadangan itu juga jangan terlalu banyak –sampai masuk kategori kelebihan listrik seperti di Jawa sekarang ini. Vaksinasi harus sukses –antara lain agar kelebihan listrik itu segera terserap kembali. Keputusan Texas untuk isolated itu tidak salah. Mereka memutuskan itu karena ketakutan. Memang ada kelemahan sistem jaringan listrik yang interconnected. Itu terjadi di tahun 1965. Ketika di Indonesia terjadi G-30-S/PKI di Amerika juga terjadi bencana: listrik mati hampir secara nasional. Dari Seattle di barat sampai New York di timur. Bahkan sampai Kanada. Gangguan jaringan begitu beratnya. Yang terganggu begitu luasnya. Texas tidak mau jadi korban jaringan connected seperti itu. Maka diputuskanlah untuk mengelola jaringan mandiri. Sejak itu sistem listrik di Amerika terbagi tiga: jaringan Timur (pantai timur sampai Rocky Mountains), jaringan Barat (sebelah barat Rocky Mountain), dan jaringan Texas. Mana yang terbaik? Sistem isolated atau connected? Sebagai orang yang awalnya tidak mengerti listrik saya berkesimpulan: para ahli terbelah di bidang ini. Yang pro isolated sama banyaknya dengan yang anti. Terserah saja. Sebenarnya banyak detail teknis yang menarik untuk pelajaran dari mati lampu panjang di Texas ini. Tapi pembaca –saya duga– tidak mau ikut ruwet. Bagi pembaca yang penting listriknya jangan mati. Kalau pun sesekali mati janganlah lama-lama. Yang penting jangan byar pet. Kalau pun sesekali terpaksa pet harus segera byar lagi. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: