Malam Takbiran, Masyarakat Sumberagung Diteror Gajah 

Malam Takbiran, Masyarakat Sumberagung Diteror Gajah 

Medialampung.co.id – Masyarakat Blok I/ Dusun Karangsari Pekon Sumberagung Kecamatan Suoh Kabupaten Lampung Barat dihantui teror gajah liar, yang jumlahnya sekitar 12 ekor dan sempat mendekati pemukiman warga di pekon setempat, tepatnya pada Senin malam (19/7) atau bertepatan dengan malam takbiran hari raya Idul Adha 1422 Hijriah.

Camat Suoh Mandala Harto, SIP., mengungkapkan, berdasarkan pantauan melalui GPS Collar, kawanan gajah tersebut sempat berjarak sekitar 150 meter dari pemukiman warga. Permukiman tersebut berada di perbatasan dengan Pekon Tugu Ratu yang merupakan permukiman padat penduduk.

”Kawanan gajah tersebut merupakan kawanan gajah dengan habitat asli Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dan merupakan kawanan gajah yang sering menjadi teror bagi masyarakat, tetapi khusus untuk di daerah blok I ini baru, terakhir itu pasca gempa puluhan tahun silam,” ungkap Mandala.

Mendapat laporan adanya teror gajah di Pekon Sumberagung tersebut, ia bersama dengan petugas dari TNBBS Resort Suoh, TNI, Polri, aparat Pekon Sumberagung dan juga masyarakat melakukan ronda dan berjaga-jaga agar kawanan gajah tersebut tidak sampai masuk ke pemukiman dan menjauh kembali habitat aslinya.

”Sempat hanya berjarak sekitar 150 meter dari pemukiman, tetapi Alhamdulillah masyarakat dan petugas kompak melakukan ronda sehingga kawanan gajah tersebut bisa menjauh, namun masih memungkinkan untuk kembali lagi, karena itu kami ajak masyarakat untuk tetap waspada dan mengaktifkan ronda,” ujarnya.

Akibat adanya teror gajah tersebut, kata Mandala, sampai saat ini belum ada laporan kerugian dari masyarakat, namun banyak tanaman yang menjadi sumber penghasilan warga setempat khususnya pisang dirusak kawanan gajah.

”Alhamdulillah bisa langsung segera kita antisipasi dengan melakukan ronda, sehingga sampai saat ini baru tanaman pisang milik masyarakat yang dirusak oleh kawanan gajah tersebut, dan harapan kami kawanan gajah tersebut bisa digiring menjauh kembali habitat aslinya,” pungkas Mandala. (nop/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: