Tanggap Bencana BPBD Pringsewu Bentuk Destana

Tanggap Bencana BPBD Pringsewu Bentuk Destana

Tas Ransel Kaos, Topi dan ATK menjadi kelengkapan yang simbolis diserahkan staf ahli Bupati Hipni pada perwakilan Pengurus dan Tim Relawan Destana didampingi oleh Kalak BPBD, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pekon, Kepala Dinas Sosial, Babinsa TNI--

PRINGSEWU, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Kondusi geografis Kabupaten Pringsewu yang beragam dengan keindahan alamnya ternyata juga menyimpan potensi bencana. Yang paling sering di beberapa tempat yakni angin puting beliung.

"Bentang alam Kabupaten Kabupaten Pringsewu sangat beragam, mulai dari area perbukitan hingga kawasan pedataran termasuk Daerah Aliran Sungai (DAS). Serta memiliki keindahan alam yang luar biasa indah, namun disisi lain juga terdapat potensi ancaman bencana yang menyertainya," jelas 

Kepala Pelaksana BPBD, Edi Sumber Pamungkas, S.Sos, M.M., Dikatakannya bencana alam tersebut diantaranya ancaman bencana gempa bumi, tanah longsor, banjir, cuaca ekstrim, angin puting beliung, kekeringan serta kebakaran lahan.

Data BPBD Kabupaten Pringsewu dikatakan Edi sepanjang tahun 2022 telah terjadi 29 kali musibah kebakaran. 9 Rumah dan Fasilitas Umum Rusak akibat Angin Kencang tertimpa pohon serta banjir yang mengganggu aktivitas perekonomian warga.

BACA JUGA:Harga Jagung Merosot, Petani Berpikir Pindah Haluan

"Sehingga dengan pengalaman tersebut perlu dilakukan upaya untuk mengurangi resiko bencana dan penanggulangan bencana, salah satunya dengan Pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) di Pekon Fajarmulya Kecamatan Pagelaran Utara," ungkapnya saat pembukaan kegiatan tersebut di Balai Pertemuan Pekon setempat. 

Relawan Desa Tangguh Bencana (Destana) di Pekon Fajar mulya Kecamatan Pagelaran Utara di beri pembekalan selama Tiga hari mulai Selasa hingga Kamis 7 Juli 2022.

Pj Bupati Adi Erlansyah diwakili Hipni selaku Staf Ahli Bupati Pringsewu Bidang Pemerintah, Hukum dan Politik berharap kegiatan tersebut dapat berdampak positif pada upaya bersama dalam penanggulangan bencana baik pra bencana, tanggap darurat maupun pasca bencana. 

Dimana masyarakat memegang peranan penting dan kunci sehingga musibah dan bencana tidak berdampak luas. 

BACA JUGA:Bupati Tanggamus Resmikan Jembatan Hasil Swadaya Masyarakat

Destana sendiri bertujuan untuk membentuk masyarakat tangguh bencana yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi di daerah rawan bencana, menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan. 

Hal ini juga merupakan salah satu upaya dalam rangka mewujudkan visi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yaitu “Ketangguhan Bangsa dalam Menghadapi Bencana” yang selaras dengan Peraturan Kepala BNPB No.1/2012 bahwa masyarakat harus turut berperan aktif dalam proses pengurangan resiko bencana," bebernya.(sag/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: