Karomani Sampaikan Rahasia Sukses Program Percepatan Guru Besar di UNILA

Karomani Sampaikan Rahasia Sukses Program Percepatan Guru Besar di UNILA

Medialampung.co.id – Rektor Universitas Lampung (UNILA), Karomani menjadi pembicara dalam Webinar yang diikuti 250 Rektor dan Wakil Rektor dengan tema Strategi Peningkatan Jumlah Guru Besar dan Mempercepat Peningkatan Jabatan Fungsional Dosen, Selasa (5/4).

Dalam penyampaiannya ia menjelaskan rahasia sukses Program Percepatan Guru Besar di Universitas Lampung (Unila).

“Tahun kemarin kita melakukan pengukuhan 15 Guru Besar, melihat 18 Guru Besar, karena satu hal tiga lainnya tidak bisa ikut. Kemudian hari ini Unila sedang memproses proposal 40 Guru Besar. Hingga akhir masa jabatan saya, dirinya menargetkan lebih dari 100 Guru Besar di Unila, dan yang sudah turun sampai bulan ini itu sudah ada 4 Guru Besar," ungkap Karomani saat diwawancarai. 

Lebih lanjut ia menuturkan, dalam jabatannya pada webinar, Karomani menuturkan persentase Guru Besar di Indonesia masih rendah. 

Sementara, jumlah Profesor di Indonesia tahun 2016 sebanyak 4.949, tahun 2017 sebanyak 5.351, tahun 2018 sebanyak 5.961, dan tahun 2019 sebanyak 6.243 orang.

"Kemudian hanya terdapat 2% Profesor dari total Dosen di Indonesia pada tahun 2019 dengan jumlah Dosen sebanyak 308.607 orang," jelasnya. 

Lalu, di tahun 2021 ada 10 daerah di Indonesia yang memiliki Guru Besar terbesar se-Indonesia ialah :

  1. Jawa Barat dengan 935 orang
  2. Jawa Timur dengan 935 orang 
  3. Jakarta dengan 764 orang
  4. Yogyakarta dengan 575 orang, 
  5. Sulawesi Selatan dengan 539 orang
  6. Jawa Tengah dengan 497 orang 
  7. Sumatera Utara dengan 307 orang 
  8. Sumatera Barat dengan 246 orang 
  9. Aceh dengan 83 orang, 
  10. Banten dengan 72 orang.

“Saya punya diksi, istilah jembar. Kalau manajemen kepemimpinannya tidak akan sulit bagi kita untuk mendorong Guru Besar. Rektor bukan jabatan akademik tapi jabatan politis. Pemilihan Rektor pasti ramai di semua universitas terutama PTN. Kalau tidak jembar ketika menjadi Rektor, dia (dosen) bukan pendukung kita, habis dia itu,” tukasnya. 

Jadi rahasia Unila, lanjut Aom, dosen-dosen cepat menjadi Guru Besar karena semua pimpinan memegang prinsip jembar.

Strategi kedua adalah membuat Tim Percepatan Guru Besar dan melakukan pendampingan.

"Ketiga, membuat Peraturan Rektor untuk memberi insentif bagi dosen. Keempat, memberi dana penelitian yang cukup untuk para dosen. Kita memberi dana penelitian yang cukup untuk para dosen,” bebernya. 

Dia mengatakan dana penelitian yang ideal sebesar 10% dari PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak).

“Mudah-mudahan PNBP Unila Tahun 2022 bisa Rp400 miliar maka saya janji untuk penelitian dosen kita anggarkan Rp40 miliar. Kelima, membuat sistem kenaikan pangkat lebih transparan dan akuntabel.

“Dosen bisa memasukkan sendiri poin-poin Tri Dharma Perguruan Tingginya dalam sistem. Jadi bisa menghitung sendiri capaian poin, apakah layak naik Guru Besar,” pungkas Karomani. 

Selain itu, Universitas Lampung (Unila) juga kembali meraih penghargaan untuk ke-8 kalinya atas pencapaiannya Webinar nasional Pelaksanaan Webinar dengan Peserta Terbanyak 4.000 Orang dan Diikuti 250 Rektor dan Wakil Rektor dari Berbagai Universitas di Indonesia. 

Pendiri Museum Rekor Indonesia (MURI) Jaya Suprana menyampaikan, bahwa promosi guru besar diperlukan guna mengembangkan potensi dan bakat. 

"Hal ini sejalan dengan slogan merdeka belajar. Maka dengan bangga muri anugerahkan terhadap UNILA," tandasnya.(*/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: