Kalapas Waykanan Sempat Larang Pegawainya Rekreasi

Kalapas Waykanan Sempat Larang Pegawainya Rekreasi

Medialampung.co.id - Lapas Kelas II B Waykanan berduka, hingga Kamis (21/10) pukul 14.10 WIB, walaupun gabungan tim SAR dari Basarnas yang didatangkan dari Tulangbawang, BPBD, TNI/POLRI dan masyarakat setempat yang sengaja di mintai bantuan terus melakukan penyisiran akan tetapi keberadaan Tri Purwanto (35), dan Abdurrahman Fahri Al Barkah bin Yayan Chandra (8), belum juga ditemukan.

Diterangkan sebelumnya, kejadian tragis yang menimpa keluarga besar Lapas Waykanan tersebut, berawal dari keinginan para pegawai Lapas Waykanan yang tidak mendapatkan jadwal piket untuk sekedar beranjangsana ke keluarga rekan kerjanya sesama pegawai lapas, dimana Yayan Chandra merupakan salah satu pegawai Lapas Waykanan yang berdomisili di Baradatu, hal itu tepat pula dengan hari libur.

“Yayan itukan memang kerja di lapas juga, mungkin mereka sudah janji dengan keluarga Tri untuk bertemu di tempat Yayan, di Baradatu, jadi hari Rabu kemarin (20/10), saat Tri izin mengajak keluarganya keluar, saya pikir mereka akan main ke Baturaja, sehingga saya izinkan yang penting tetap melaksanakan protokol kesehatan, tak dinyana mereka malah main ke Baradatu, karena saya juga pernah meminta semua pegawai Lapas untuk tidak dulu berlibur ke tempat rekreasi yang berbau air / sungai mengingat saat ini sedang musim hujan dimana kondisi debit air tidak menentu, sehingga saat saya mendapatkan informasi kejadian ini, saya langsung kaget dan segera pergi menuju lokasi, dan bahkan dari kemarin hingga sore ini, saya bersama Kapolsek masih di lapangan ikut mencari  selain menghibur serta menjaga keluarga mereka,” ujar Kalapas Waykanan Syarpani.

Kabupaten Waykanan sendiri memang memiliki ribuan air terjun, yang menjanjikan kenikmatan tersendiri bagi pecinta alam, sehingga mendapat julukan baru sebagai Negeri 1000 air terjun, di sisi lain olahraga ekstrim lain berupa arung jeram dan Bambu Rafting juga turut dikembangkan, yang biasanya digelar dalam rangka peringatan Hari Jadi Bumi Ramik Ragom, hanya saja akibat diterpa pandemi corona beberapa kegiatan di alam bebas itu termasuk kegiatan Adventure tidak lagi digelar, lokasi hanyutnya ke 4 korban, termasuk lokasi pelaksanaan Bambu Rafting yang sempat Booming di Waykanan.

“Awalnya saya tidak percaya kalau ada orang tenggelam di Sungai Way Besai, karena setahu saya airnya tidak terlama dalam, dan bahkan terkesan dangkal, akan tetapi ketika diterangkan bahwa ke-4 korban itu hanyut terbawa arus saya baru percaya karena arusnya memang deras, apalagi di musim penghujan seperti ini kita tidak dapat memprediksi kondisi air, bisa saja detik ini tenang satu detik kemudian langsung deras dan jadi sangat berbahaya, Pak Kalapas yang melarang pegawainya menuju taman rekreasi yang berhubungan dengan air itu tepat sekali, sebab sebagai orang asli Waykanan beliau sangat mengenal kondisi air dan sungai-sungai di Waykanan yang sangat berbahaya bila musim hujan tiba,” ujar Sarif, warga Baradatu.(lus/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: