Jelang Ramadhan, LPG 3 Kg di Lampura Masih Langka

Jelang Ramadhan, LPG 3 Kg di Lampura Masih Langka

Medialampung.co.id - Menjelang Ramadhan, kelangkaan gas bersubsidi tidak jarang terjadi, namun pada tahun ini untuk mencegah hal itu, pihak pangkalan melakukan peraturan agar gas bersubsidi tersebut tepat sasaran, Kamis (18/3). 

Salah satunya adalah Pangkalan LPG 3 Kg Ali Young Agung, yang terletak di Jalan Kapten Mustofa, Kelurahan Tanjung Harapan, Kecamatan Kotabumi Selatan, Kabupaten Lampura, yang diberikan 90 tabung tiap dua kali dalam seminggu sekali oleh Agen PT. Karya Jitu Esa Jaya, dengan patokan harga Rp.18.000,- (delapan belas ribu rupiah) per tabungnya.

“Kalau untuk gas 3 Kg kita di kasih 90 tabung dua kali seminggu dengan harga jual Rp.18.000,” kata Ali Young Agung selaku pemilik pangkalan.

Dalam hal ini Ali Young Agung menjelaskan bahwa, ia selaku pemilik pangkalan menerapkan peraturan sendiri untuk gas bersubsidi (3 Kg), yaitu dengan mengharuskan bagi para pembeli membawa fotokopi KTP setempat, khususnya Kelurahan Tanjung Harapan, dan benar-benar merupakan warga yang berhak memakai gas bersubsidi tersebut, serta satu keluarga hanya dapat membeli satu tabung gas bersubsidi tersebut.

Karena dalam hal ini Ali Young Agung selaku pemilik pangkalan juga menyadari bahwa gas bersubsidi tersebut hanya dapat digunakan oleh masyarakat kalangan bawah. “Jadi kalau mau beli harus bawa fotokopi KTP setempat ya Kelurahan Tanjung Harapan dan benar-benar termasuk golongan masyarakat bawah, kalau bukan KTP disini ya saya tolak, dan itu juga satu orang cuma bisa beli satu,” katanya lagi.

Dengan ini juga, dijelaskan oleh Ali Young Agung, bahwa ketidakstabilan berat isi tabung gas itu sangat jarang terjadi, karena dari pihak agen telah memeriksa terlebih dahulu berat tabung dan isinya.

“Kalau di pangkalan jarang ya yang timbangannya kurang karena kita langsung dari agen dan memang sudah diperiksa terlebih dahulu, tapi kita juga kurang tau kalau di warung kecil,” jelasnya.

Meski pihak pangkalan menerapkan peraturan yang sebagaimana mestinya, namun tidak jarang para pemilik warung eceran atau warung-warung kecil menerapkan harga yang dapat dikatakan cukup tinggi dengan kisaran harga Rp.25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah) sampai Rp.28.000,- (dua puluh delapan ribu rupiah) per tabungnya.

Tidak hanya itu tidak jarang juga pihak warung kecil memiliki stok tabung bersubsidi lima sampai sepuluh tabung. Salah satunya adalah warung milik Evi (nama samaran) yang terletak di Jalan Kapten Mustofa, Merak Satu, Kelurahan Tanjung Harapan, Kecamatan Kotabumi Selatan, Kabupaten Lampung Utara.

Dengan awak media Evi (nama samara) mengaku menjual gas bersubsidi tersebut Rp.25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah) dan ia juga mengatakan bahwa tabung yang banyak ia miliki tersebut dengan alasan sebagai stok apabila gas bersubsidi tersebut mengalami kelangkaan.

“Saya jual Rp.25.000,- dan ini untuk stok kalau langka, dan memang sudah lama ini saya jual dengan harga segitu,” jelasnya.

Masalah gas bersubsidi memang selalu jadi perbincangan di setiap menjelang hari-hari besar. Hal itu membuat banyak keluhan masyarakat yang beredar terutama masyarakat kalangan bawah yang tidak jarang sulit untuk membeli gas bersubsidi tersebut, baik itu masalah persediaan barang ataupun harga, 

salah satunya adalah Sumiyati Warga Tanjung Harapan. Ia menjelaskan bahwa dalam pemakaian satu tabung gas bersubsidi tersebut, ia dapat menggunakannya selama 7-10 hari tergantung dengan pemakaian, dengan harga beli di warung kecil Rp.25.000,- sampai Rp.28.000.

“Kadang kita mau beli di pangkalan kalau sudah habis kita lari ke warung ya bisa dengan harga lumayan juga, alasannya ya katanya langka, tapi kalau di pangkalan ada kita belinya di pangkalan, dan harganya juga beda-beda tergantung tempat kita belinya,” pungkasnya.(adk/ozy/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: