Petani Ngadu ke DPRD Pringsewu Perihal Sawah Terendam Banjir

Medialampung.co.id - Puluhan hektar sawah petani terendam banjir selama berhari-hari. Terkait itu, petani Pekon Ambarawa Induk dan Ambarawa Timur datangi DPRD Pringsewu. Kedatangan massa untuk mengeluhkan persoalan banjir akibat keberadaan Bendungan Sungai (Way) Gatel.
Kepala Pekon Ambarawa Induk, Al Huda mengatakan, permasalahan banjir tersebut juga berdampak ke beberapa pekon terdekat dan kabupaten tetangga.
"Dulu ada bendungan tapi konstruksinya bukan seperti itu, cuma satu pintu. Sekarang, setelah dibangun tahun 2018, berubah konstruksi pintunya menjadi 8, sehingga lintasannya terlalu tinggi," kata Al Huda saat hearing dengan anggota Komisi II, Komisi III DPRD Pringsewu serta kepala Dinas Pertanian dan perwakilan dari Dinas PUPR, Senin (24/1).
Karena itu, perlu dibuat pintu bendungan penuh sampah, sehingga air menjadi terhambat dan naik ke persawahan.
"Banjir sudah biasa terjadi, tapi belum juga ada solusinya. Petani kita sudah tiga kali tanam, sudah rugi pengeluaran bibit, pupuk dan tenaga kerja," keluhnya.
Senada, Kakon Ambarawa Timur Rohmat juga mengeluhkan keberadaan Bendungan Way Gatel. Ia berharap, anggota DPRD dan Dinas terkait segera meninjau lokasi banjir.
"Sekarang saja durasi banjir nya lama. Bahkan bisa sampai 5 hari merendam persawahan. Saya pengin, ada normalisasi sungai, itu kalau bendungan belum diperbaiki, banjir makin parah," kata Rokhmat.
Salah satu petani asal Pekon Ambarawa Dedi Sutarno bahkan merasa sangat emosi di dalam hearing tersebut.
Menurutnya, selama ini tidak ada titik temu antara dinas terkait dengan petani. Sehingga membuat persoalan banjir tak tentu arah.
"Ketika ada masalah banjir, tolong datangi kami, bukan rakyatnya yang datang ke sini (kantor DPRD, Red). Petani kebanjiran, siapa yang bayar, siapa yang ganti rugi," timpalnaya. (*/mlo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: