Jalan Rabat Beton di Way Tiyas Diduga Asal Jadi

Jalan Rabat Beton di Way Tiyas Diduga Asal Jadi

Medialampung.co.id Pembangunan jalan rabat beton di Pekon Way Tiyas Kecamatan Bangkunat, Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) yang dikerjakan melalui anggaran Dana Desa (DD) tahun 2019, diduga asal jadi. Pasalnya, sebagian jalan rabat beton tepatnya di Pemangku Siring Batu yang kini masih dalam tahap pengerjaan itu sudah banyak rusak.

Alkat Samsi, salah satu warga Pekon Way Tiyas, mengatakan pembangunan jalan rabat beton melalui DD tahun anggaran 2019 di pekon setempat diduga banyak kejanggalan dan dinilai tidak transparan terhadap masyarakat.

“Belum saja selesai dibangun,  tapi sebagian kondisi jalan rabat beton itu sudah rusak. Hal ini jelas membuktikan bahwa pekerjaan pembangunan jalan rabat beton itu asal jadi dan terkesan amburadul,” katanya.

Selaku masyarakat di Pekon Way Tiyas, dirinya merasa sangat kecewa dengan kondisi pembangunan di Pekon itu. Terlebih, di lokasi pembangunan tidak dipasang papan informasi baik mengenai besaran anggaran dan sebagainya, shingga tudingan masyarakat mengenai tidak transparannya pekerjaan itu memiliki dasar.

Ditambahkannya, selain sudah banyak yang rusak, pembangunan jalan rabat beton itu juga diduga tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB), seperti tidak menggunakan batu split dan hanya menggunakan batu cadas yang dipasang dibagian sisi jalan. Selain itu, untuk biaya harian orang kerja (HOK) hanya Rp30 ribu per hari untuk pekerja kasar.

“Kemudian, untuk ukuran lebar jalan menjadi satu meter dengan panjang 200 meter, yang seharusnya dengan ukuran lebar dua meter dan panjang 100 meter,” jelasnya.

Dikatakannya, pembangunan rabat beton di jalan lingkar Pekon Way Tiyas itu juga diketahui hanya menghabiskan pasir sebanyak 30 kubik dan semen 30 zak. Untuk itu, pihaknya minta kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan pihak terkait lainnya  menindaklanjuti persoalan itu dan melakukan pengecekan langsung pembangunan jalan rabat beton di Pekon Way Tiyas itu.

“Kami sebagai masyarakat tentu ingin pembangunan di pekon ini bisa maksimal serta berkualitas karena untuk kepentingan masyarakat, dan juga perangkat pekon bisa lebih transparan dalam penggunaan anggaran terutama yang bersumber dari DD itu,” jelasnya.

Sementara itu Peratin Pekon Way Tiyas, Ali Yurza, saat dikonfirmasi melalui sambungan Ponsel-nya pada Minggu (3/11), menjelaskan bahwa semua kegiatan pengerjaan pembangunan di Pekon Way Tiyas itu telah sesuai dengan RAB yang ada, termasuk pembangunan jalan rabat beton di Pemangku Siring Batu itu.

“Kalau jalan rabat beton yang baru dibangun sudah ada yang rusak, itu salah satunya juga disebabkan karena faktor cuaca saat ini sehingga rabat beton ada yang retak-retak,” kilahnya.

Masih kata dia, mengenai penggunaan batu dalam pembangunan jalan rabat beton itu diakuinya tidak menggunakan batu split karena diwilayah itu susah didapat untuk batu split, sehingga hanya menggunakan batu pecah sesuai RAB. Sedangkan, mengenai adanya perubahan lebar dan panjang jalan yang seharusnya 2x100 meter menjadi 1x200 meter itu berdasarkan kesepakatan masyarakat.

“Masyarakat disitu sepakat agar pembangunan jalan rabat beton itu lebih panjang dibandingkan dengan lebar. Karena itu hanya untuk jalan setapak dan  sepeda motor,” kata Ali.

Ali menambahkan, terkait dengan persoalan papan informasi pembangunan jalan rabat beton yang tidak ada di lokasi itu karena belum dipasang. Sementara itu, semua pekerja pembangunan jalan rabat beton yang kini masih dalam pengerjaan itu melibatkan masyarakat, terutama di Pemangku Siring Batu, sedangkan mengenai biaya upah tenaga kerja itu diserahkan oleh tim pelaksana kegiatan.

“Pembangunan rabat beton jalan lingkar pekon itu kini masih dalam pengerjaan, kalau memang ada kekurangan atau kerusakan akan kami perbaiki. Untuk besaran anggarannya saya tidak ingat, karena saya sekarang masih di luar Pekon,” kata Ali kembali berkilah. (yan/d1n/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: