Pesbar Masih Rentan Terjadi Karhutla

Pesbar Masih Rentan Terjadi Karhutla

Medialampung.co.id - Masyarakat Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), terutama yang berdekatan dengan kawasan hutan di kecamatan Ngambur, Ngaras dan Bangkunat baik hutan lindung dan hutan produksi terbatas (HPT), bahkan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), agar benar-benar menjaga kawasan hutan itu agar tidak terjadi kebakaran hutan.

Pasalnya, di tiga titik wilayah kecamatan itu hingga kini masih rentan terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang berdampak pada kerusakan hutan di Pesbar.

Kepala Resort III pada Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Pesbar, Nurdin, mengatakan khusus di wilayah resort III yang meliputi Kecamatan Ngambur, Ngaras dan Bangkunat, telah terdapat beberapa titik kawasan hutan yang terbakar terutama di kawasan hutan lindung dan HPT.

“Belum lama ini kembali ditemukan kebakaran hutan lindung di Talang Tatasan, Pematang Langgar, wilayah Pekon Sukabanjar Kecamatan Ngambur,” kata Nurdin, Minggu (1/9) kemarin.

Dijelaskan, kebakaran hutan lindung di wilayah itu sangat berdekatan dengan kawasan hutan TNBBS, sehingga cukup dikhawatirkan. Namun beruntung tidak sampai merambat ke wilayah TNBBS. Meski begitu, kebakaran hutan saat ini sangat dicemaskan, mengingat curah hujan masih cukup jarang terjadi, ditambah lagi dengan kondisi lahan dan hutan yang kering.

Sementara, untuk luasan hutan yang tebakar di wilayah itu belum dipastikan. Termasuk beberapa titik di kawasan hutan dan lahan di wilayah Ujung Rembung kecamatan Bangkunat yang belum lama ini terbakar.

“Karena itu kami berharap masyarakat agar benar-benar menjaga kondisi hutan di Kabupaten Pesbar ini, terutama diwilayah resort III KPH ini yang rentan terjadi kebakaran hutan,” jelasnya.

Nurdin mengatakan, berdasarkan data, selama musim kemarau ini khususnya di wilayah resort III KPH sudah sekitar delapan hektare lebih kawasan hutan yang terbakar oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, mulai dari kawasan hutan lindung di kecamatan Ngaras, Ngambur dan Bangkunat. Kondisi kebakaran hutan yang kerap melanda wilayah itu sangat rentan terjadi karena banyak masyarakat yang membuka lahan untuk perkebunan.

“Hingga kini kami masih rutin melakukan patroli dikawasan hutan itu, karena itu jika ditemukan ada warga yang merusak kawasan hutan akan ditindak sesuai aturan yang berlaku,” pungkasnya.(yayan/d1n/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: