Jadi Korban Hipnotis, Warga Pekon Simpangsari Alami Kerugian 2,2 juta

Jadi Korban Hipnotis, Warga Pekon Simpangsari Alami Kerugian 2,2 juta

Medialampumg.co.id - Jika tidak saling kenal, lebih baik membatasi komunikasi saat melakukan interaksi kepada tamu yang datang ke rumah. Himbauan tersebut sebagai upaya  mencegah terjadinya tindak kejahatan di masyarakat.

Seperti kejadian yang menimpa Karsih (32) Istri dari Nurkholis, warga Pemangku Wonosari III, Pekon Simpangsari, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat (Lambar) itu jadi korban penipuan dengan modus hipnotis Senin (9/10). 

Informasi yang berhasil dikemas media ini. Sekitar Pukul 10.30 WIB Karsih yang sendiri di rumah karena suaminya ikut gotong royong di masjid, Dua orang tamu laki-laki tersebut datang menggunakan kendaraan Roda Dua (R2) Motor Vixion dengab alasan mau memberikan sumbangan.

Ciri-ciri kedua tamu itu. Satu berbadan pendek rambut pendek, kulit putih, berbaju coklat, dan menggunakan tas selempang warna hitam dengan logat (bahasa) yang digunakan bahasa Jawa. Kemudian rekannya juga berbadan pendek, rambut panjang (gondrong) mengenakan jaket kulit. 

Ketika menjalankan aksi, kedua pelaku berinteraksi dengan Karsih sekitar 30 menit. Dari pengakuan korban kepada aparat pekon. Dia mengikuti semua yang diperintahkan pelaku hingga keduanya berlalu membawa kabur uang Rp2,2 juta berikut satu handphone.

"Kedua pelaku menghipnotis korban dengan meminta uang yang disimpan. Kemudian menukarkan dengan beberapa amplop tebal yang telah dibolongi bagian tengah yang didalamnya berisi satu lembar uang Rp50 ribu bertuliskan nominal uang Rp 1 juta," ungkap aparat pekon Abidantoro.  

Terusnya ternyata dibalik uang Rp50 ribu tersebut susunan kertas kosong, yang menjadikan amplop terlihat tebal.

"Kejadian itu kami sampaikan ke Bhabinkamtibmas, kemudian  tak lama ke lokasi. Walaupun pihak keluarga enggan melaporkan dan ikhlas dengan apa yang terjadi," katanya. 

Terpisah Peratin Harun Sohar menghimbau warganya untuk lebih berhati-hati apalagi sekarang ini sudah beberapa bulan dari musim kopi artinya kondisi mulai memasuki paceklik, akan banyak aksi kejahatan yang membahayakan warga.

"Kejadian itu sebaiknya kita jadikan pelajaran untuk lebih berhati-hati, apa lagi menerima tamu yang sama sekali tidak dikenal. Karena saat ini bukan hanya bahaya kejahatan yang perlu diwaspadai tapi masalah pandemi Covid-19 harus juga diutamakan," tandasnya. (rin/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: