Tak Terima Anaknya Dibully Kakak Kelas, Wali Murid Geruduk Sekolah
Medialampung.co.id - Kekerasan di lingkungan sekolah atau yang sering dikenal dengan istilah 'bullying' sepertinya belum benar-benar hilang dari dunia pendidikan.
Oleh karenanya, harus menjadi perhatian khusus oleh pihak sekolah, agar tidak mengganggu psikis anak dalam mengenyam pendidikan di sekolah.
Kali ini kasus bullying terjadi di salah satu sekolah yayasan yang ada di Kabupaten Lampung Utara(Lampura). Beberapa Siswa/santri SMP Islam Terpadu (IT) Insan Robbani yang mengikuti program boarding school mengalami perundungan yang dilakukan oleh kakak kelasnya yang juga santri di sekolah tersebut.
Beberapa wali murid yang mengetahui buah hatinya menjadi korban perundungan, akhirnya menggeruduk pihak Yayasan sekolah.
Di lokasi tersebut, wali murid meminta penjelasan pihak yayasan yang diduga sampai saat ini tidak mengetahui perlakuan beberapa anak didiknya yang melakukan kekerasan terhadap sesama siswa/santri.
"Saya dan wali murid datang kesini mau minta kejelasan dan ketegasan dari pihak yayasan, karena kalau kami tidak menghadap hari ini, mereka (pihak sekolah) tidak tahu kalau anak kami sampai mengalami kekerasan fisik," ungkap salah satu ibunda santri korban bully, ibu Romi, Minggu, (15/11).
Ia melanjutkan, sebelumnya buah hatinya pernah dipaksa untuk memberikan bekal makanan yang dibawakan olehnya, bahkan uang jajan anaknya selalu di ambil setiap hari mulai dari Rp.5 ribu sampai Rp. 20 ribu, dan itu terus berulang sampai saat ini.
Bukan hanya itu saja, yang membuat dirinya marah dan terpancing emosi, saat anaknya mengadu pernah disekap dan dipukuli oleh kakak kelasnya.
"Anak saya itu uang jajan seminggu Rp300 ribu nggak cukup, padahal anak saya ini nggak pejajan, rupanya setiap hari itu, diambil paksa oleh kakak kelasnya sampai Rp 20 ribu, bukan itu saja, bekal jajanan yang saya bawakan untuk dia juga diambil paksa, yang membuat saya marah besar, anak saya ngaku pernah disekap di atas, dan dipukuli mas," terangnya.
Hal itu diamini juga wali murid lainnya, Asiyah dan Zainal Ali, orang tua yang anaknya juga menjadi korban perundungan mengatakan bahwa kejadian ini sudah berlangsung lama, mereka mengetahuinya setelah anaknya mengadukan kelakuan kakak kelasnya yang selalu meminta uang, selalu disuruh-suruh, bahkan di kunci di dalam ruangan yang berada diatas gedung.
Mereka mencemaskan mental anaknya yang selalu mendapatkan perundungan, yang ditakutkan akan mempengaruhi dalam menyerap ilmu pengetahuan di sekolah.
"Anak saya ini ngadu kalau dia ini sering dimintain duit jajannya, sering disuruh-suruh kakak kelasnya, bahkan pernah di pukuli dan di sekap di atas, hal itu membuat saya cemas akan psikis anak saya dalam kegiatan belajarnya, makanya hari ini, saya dan wali murid yang lain datang untuk meminta ketegasan dari pihak sekolah, kalau tidak ada tindakan tegas, lebih baik anak kami, kami keluarkan, daripada mentalnya nanti terganggu, dan kejadian ini sudah cukup lama, mungkin sudah dua bulan ini," tambahnya.
Sementara itu, pihak yayasan sekolah yang diwakili oleh kepala pondok, Arif Budiman, berdalih bahwa pihaknya sudah melakukan pembinaan, dan sempat mengatakan bahwa pondok atau sekolah mereka adalah pondok besar, dan sudah lama, bahkan mengatakan bahwa dirinya berpendidikan tinggi S2 bukan tenaga pengajar yang tidak berpendidikan.
"Sudah kita lakukan pembinaan, dan orang tuanya sudah legowo dan menerima, dan sudah islahkan, tidak ada masalah lagi, kami ini bukan pondok kecil loh mas, kami ini pondok besar, saya ini S2 loh mas, jadi bukan tenaga pengajar yang tidak berpendidikan, bahkan di sekolah negeri pun hal ini sering terjadi, ini hal yang biasa terjadi mas," ketusnya.
Saat ditanya terkait perundungan yang sampai terjadi kekerasan fisik seperti penyekapan dan pemukulan, pihak sekolah tidak mengetahui hal itu, yang diketahui mereka hanya perkelahian sesama santri disana.
"Setau kami mereka itu berantem, tapi sudah kita berikan sanksi skorsing, kalau sampai adanya penyekapan dan pemukulan, kami tidak mengetahuinya, dan kami juga akan memperbaiki, karena mereka ini datang dari kampung, bukan hanya dari Kotabumi saja, dan apabila hal ini terjadi lagi, nanti akan kita berikan pembinaan kembali, karena basis kita kan pembinaan," tutupnya (ozy/mlo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: