Pentingnya Peran Psikologi Forensik dalam Kasus Kekerasan pada Anak
Oleh Hanif Mursyida (Mahasiswa Psikologi UPI) |
Medialampung.co.id - Dalam beberapa waktu terakhir, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan video-video kekerasan pada anak yang beredar di media sosial. Mirisnya kasus kekerasan pada anak ini justru dilakukan oleh orang terdekat, seperti orang tua.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mencatat hingga Juli 2020 terdapat 4.116 kasus kekerasan pada anak yang terjadi di Indonesia. Bulan April lalu beredar sebuah video yang menunjukkan rekaman seorang ibu yang menganiaya anaknya dengan cara mencubit, mencengkram tangan, memukul wajah, hingga mendorong sang anak ke kasur.
Diketahui peristiwa tersebut terjadi di Cileungsi, Bogor pada pertengahan April. Setelah dilakukan pemeriksaan secara psikologis dan keterangan dari keluarga diperoleh informasi bahwa ternyata sang ibu mengalami gangguan depresi.
Tidak hanya itu, beberapa minggu yang lalu masyarakat kembali dibuat geger dengan munculnya video penganiayaan seorang anak perempuan yang dilakukan oleh ayahnya. Terlihat dalam video tersebut pelaku menampar, menjambak, mendorong, memaki, dan mencekik korban hingga terlihat kesusahan bernafas.
Usut punya usut motif penganiayaan ini dilakukan ayah kandung korban karena perasaan cemburu. Pelaku cemburu dengan mantan istrinya yang diketahui telah memiliki pasangan baru. Peristiwa yang terjadi di Pondok Jagung Timur, Serpong, Tangerang Selatan ini telah ditangani oleh Polres Tangerang Selatan. Pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan, sedangkan korban sedang menjalani perawatan psikologis di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Tangerang Selatan.
Setelah pelaku diamankan lalu apa yang terjadi selanjutnya? Bagaimana dengan anak sebagai korban? Bagaimanakah penanganan pada anak korban kekerasan? Dalam kasus-kasus seperti inilah adanya peran psikolog forensik menjadi sangat penting. Anak sebagai korban kekerasan tidak hanya merasakan sakit secara fisik, tetapi juga trauma psikis. Disini seorang psikolog forensik dapat memberikan layanan konseling pada anak, memberikan informasi yang jelas mengenai kondisi psikis anak pasca mengalami kekerasan, menjadi saksi ahli dalam persidangan, serta melakukan intervensi dan asesmen pada anak korban kekerasan. Asesmen psikologi perlu dilakukan dalam kasus kekerasan pada anak untuk menentukan prediksi resiko kekerasan di kemudian hari dan untuk mengurangi resiko terjadi kekerasan kembali.
Psikologi forensik sebagai bentuk aplikasi ilmu psikologi dalam bidang hukum memiliki peran dari proses penyelidikan, penyidikan, pengadilan, hingga pasca pengadilan. Selama proses penyelidikan seorang psikolog forensik berperan untuk memberikan pendampingan pada anak selama proses penyelidikan kasus berlangsung, melakukan wawancara investigasi pada pelaku, korban, dan saksi mata, dan melakukan criminal profiling untuk mencari tahu gambaran psikis pelaku kekerasan. Dalam proses penyidikan, psikolog forensik dapat memberikan hasil penilaian kejiwaan pelaku, memberi masukan, serta mengungkap motif pelaku kekerasan.
Sementara itu, ketika di pengadilan peran psikolog forensik menjadi lebih kompleks. Psikolog forensik selaku yang memiliki kompetensi dalam menilai kondisi psikis pelaku dan korban dapat berperan sebagai saksi ahli dalam persidangan. Disini psikolog forensik dapat memberikan keterangan terkait kondisi psikis pelaku dan korban, serta motif pelaku kekerasan berdasarkan asesmen psikologi yang telah dilakukan.
Setelah proses pengadilan berakhir dan pelaku telah dijatuhi hukuman, peran psikolog forensik masih terus berlanjut. Pasca Pengadilan psikolog forensik dapat memberikan perawatan psikologis bagi anak korban kekerasan.
Hal ini penting dilakukan untuk memastikan bahwa anak tidak mengalami trauma ataupun gangguan psikologi lainnya. Diluar kasus kekerasan pada anak, psikolog forensik masih memiliki peranan lain yang tidak kalah penting. Misalnya menjadi peneliti dalam ranah perilaku manusia, tindak kejahatan, dan psikopatologi.
Selain itu, psikolog forensik juga dapat melakukan aplikasi teori-teori kejahatan dalam program pencegahan tindak kejahatan. Meskipun psikolog forensik belum banyak terlibat dalam kasus-kasus hukum, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa psikologi forensik memegang peranan penting. Besar harapannya di masa depan psikolog forensik dapat terus meningkatkan kontribusinya dalam penanganan kasus kekerasan pada anak.(*/mlo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: