Pengurus DPC Demokrat Lamtim Mundur Massal

Pengurus DPC Demokrat Lamtim Mundur Massal

Medialampung.co.id - Sejumlah pengurus DPC dan PAC Partai Demokrat Kabupaten Lampung Timur mengundurkan diri, Sabtu (20/6).

Itu menyusul pemberhentian Zaiful Bokhari sebagai Ketua DPC Partai Demokrat Lamtim.

Pengunduran diri itu ditandai dengan penyerahan kartu anggota dan atribut Partai Demokrat.

Edi Sudanto selaku Sekretaris DPC Partai Demokrat di era kepemimpinan Zaiful Bokhari menjelaskan, pengunduran diri para pengurus itu merupakan wujud loyalitas mereka kepada Zaiful Bokhari.

"Saya juga menyatakan mengundurkan diri sebagai Sekretaris DPC dan kader Partai Demokrat," jelas Edi Sudanto dalam acara yang digelar di eks Kantor DPC Partai Demokrat Lamtim.

Dilanjutkan, pengunduran diri itu juga dinyatakan oleh 30 pengurus harian DPC dan  8 pengurus PAC dan sejumlah pengurus anak ranting.

"Sejumlah pengurus PAC dan ranting lainnya akan segera menyusul mengajukan pengunduran diri," lanjut Edi Sudanto.

Lebih lanjut dijelaskan, di masa kepemimpinan Zaiful Bokhari, Partai Demokrat Lamtim banyak mengalami peningkatan. Misalnya, pada pemilu 2014, hanya 5 kader yang duduk di DPRD Lamtim, pada pemilu 2019 meningkat jadi 6 orang. 

Hal yang sama diungkapkan Sentot Budiyono Ketua DPAC Sukadana dan Yoyok dari Kecamatan Batanghari Nuban. Menurut mereka  pengunduran diri sebagai kader dan pengurus di karenakan kekecewaan atas diberhentikannya Zaiful Bokhari sebagai Ketua DPC oleh DPP Partai Demokrat.

"Pengunduran diri ini murni dari kami sendiri karena kecewa dengan DPP Partai Demokrat," kata Sentot Budiyono.

Pada kesempatan itu, Edi Sudanto juga menyatakan, gedung yang selama ini digunakan sebagai Kantor DPC Partai Demokrat Lamtim merupakan milik pribadi Zaiful Bokhari.

Karenanya, dengan telah diberhentikannya Zaiful sebagai Ketua DPC. Maka gedung tersebut bukan lagi sebagai Kantor DPC Partai Demokrat. 

Terpisah Plt Ketua DPC Partai Demokrat Lamtim Yandri Nazir menyatakan, mundurnya sejumlah pengurus dan kader merupakan hal yang biasa. Alasannya, dalam berpolitik tidak ada unsur paksaan.

"Ini hal biasa dalam dinamika berpolitik, partai membutuhkan kader yang loyal terhadap partai bukan orang perorang," kata Yandri Nazir.

Ditambahkan, dengan mundurnya sejumlah pengurus dan kader akan lebih memudahkan menata partai dalam membangun soliditas dan loyalitas. (wid/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: