Harga Sawit Naik, Petani Masih Keluhkan Biaya Perawatan yang Meroket

Harga Sawit Naik, Petani Masih Keluhkan Biaya Perawatan yang Meroket

Medialampung.co.id - Harga sawit di Kecamatan Negara Batin terus melonjak hingga menembus level tertinggi Rp2.700 per kilogram, akan tetapi melambungnya harga itu belum diimbangi meningkatnya pendapatan petani karena biaya perawatan juga ikut naik.

Andre (32), Petani muda pemilik lahan Kelapa sawit seluas 1,5 hektare di Kampung Gedung Jaya, Kecamatan Negara Batin Waykanan, mengaku harus mengeluarkan ongkos perawatan Rp1,5 juta per tiga bulan, sekarang ini naik Rp500.000 dari sebelumnya yang hanya Rp1.000.000 / hektar

“Sebelum harga buah sawit naik, biaya pemeliharaan dalam 3 bulan itu hanya satu juta, akan tetapi anehnya saat harga buah sawit naik pupuk dan herbisida justru ganti harga bukan lagi naik dan bahkan sangat susah mendapatkannya, dan bahkan harga pupuk urea yang tadinya hanya Rp180.000/zak, menjadi Rp 240.000/zak. Sedangkan herbisida yang tadinya berharga Rp60.000/ liter sekarang pindah harga menjadi Rp100.000/liter,” terang Andre.

Masih menurut Andre bahwa, para petani di Waykanan Khususnya di Kecamatan Negara Batin, bukannya tidak peduli dengan program pemerintah tentang Petani Berjaya, akan tetapi yang mereka harapkan saat ini agar harga produksi petani dapat naik dan pupuknya tersedia dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat.

Andre berharap agar Dinas Pertanian, Holtikultura dan Peternakan Waykanan melakukan terobosan untuk mengatasi lonjakan harga pupuk sekaligus mengatasi hilangnya pupuk subsidi, karena selama harga pupuk dan herbisida tidak diatasi, petani yang punya lahan kecil tidak akan bisa menikmati melambungnya harga TBS Kelapa sawit.

Sebelumnya warga Kecamatan Negeri Besar juga mengeluhkan kelangkaan dan mahalnya harga pupuk subsidi di Negeri Besar, dan berharap pemerintah dapat segera mengatasi masalah tersebut karena saat ini petani sangat membutuhkan pupuk untuk memupuk tanaman mereka.

Terkait kelangkaan pupuk tersebut, Kabid, PSP Dinas Pertanian Holtikultura dan Peternakan Waykanan, Ridwan, S.TP., menyatakan tengah menurunkan timnya ke lapangan untuk memantau penyebab kelangkaan pupuk di Waykanan, 

“Semua pasti ada sebabnya, tetapi kami akan telusuri dulu dimana masalahnya, kenapa pupuk menjadi langka sebab saya baru di telpon distributor kalau baru saja mengirim 54 Ton Pupuk Ke Wilayah tersebut,” ujar Ridwan.(sah/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: