Pengrajin Anyaman Daun Nipah Tetap Bertahan dari Gempuran Perabotan Plastik

Pengrajin Anyaman Daun Nipah Tetap Bertahan dari Gempuran Perabotan Plastik

Medialampung.co.id - Pengrajin Anyaman Daun Nipah di Kampung Sari Jaya Kecamatan Negara Batin Kabupaten Waykanan masih bertahan produksi di masa pandemi Covid-19. 

Seolah enggan tergerus zaman di tengah maraknya perkakas serta perabotan plastik yang ikut berkembang seiring dengan pergeseran waktu. 

"Pekerjaan membuat berbagai perlengkapan rumah tangga dari daun nipah ini sudah saya lakukan sejak gadis, dan merupakan keahlian turun temurun yang kami lakukan di luar pekerjaan pokok, akan tetapi di masa pandemi Covid-19 ini justru menjadi andalan keluarga karena cari kerja diluar susah," ujar Maryam  warga Kampung Sari Jaya Kecamatan Negara Batin Waykanan, yang walaupun sudah berusia 60 tahun tetap cekatan dalam membuat tikar maupun perabot rumah tangga lain di tengah serbuan peralatan dari bahan plastik.

Lebih jauh, menurut Nek Maryam, untuk sekarang ini ia hanya mampu membuat 2 tikar alas shalat dalam seminggu, dan itupun pesanan dari orang-orang tertentu, karena tikar dari daun nipah sekarang susah ditemukan di pasar. 

"Kalau menggantungkan hasil dari toko kelontongan saya ini akan sulit karena yang belanja pun sedikit, untungnya yang pesan tikar selalu ada, jadi sambil nunggu warung, saya buat tikar dari daun nipah lumayan bantu suami penuhi kebutuhan sehari hari," akunya.

Masih menurut Nek Maryam, tikar produksinya itu ia dibanderol cukup murah yakni Untuk tikar berukuran kecil yaitu Rp75.000 per buah atau disesuaikan dengan besar kecilnya pesanan dan tingkat kerumitannya. 

"Murah, itu harga lama kegunaannya multifungsi, apalagi bahannya sudah mulai susah didapat, karena daun nipah dibuat tikar ini, daun nipah khusus yang memang biasa digunakan untuk bahan anyaman tikar yang hidup di rawa-rawa," tutupnya.(wk1/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: