Harga Anjlok, Petani Karet di Waykanan Menjerit

Harga Anjlok, Petani Karet di Waykanan Menjerit

Medialampung.co.id - Setelah sempat terbuai dengan kenaikan harga karet, dan buah kelapa sawit, dua tiga hari terakhir, petani karet Kabupaten Waykanan, kembali mengeluhkan harganya yang terjun bebas.

Tidak tanggung-tanggung, untuk karet mingguan yang sebelumnya mencapai Rp.10.000 kilogram, namun pekan ini turun, drastis hingga mencapai Rp.8.500 dan bahkan Rp.8.000/ kg, kondisi ini menyebabkan petani karet di Waykanan kembali menjerit karena tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka di tengah terpaan pandemi corona yang juga belum usai. 

"Saya tidak menyangka mas, harga karet bukan hanya turun lagi, bahkan terjun bebas, mirisnya harga pupuk dan Herbisida naik tinggi alias ganti harga, saya tidak tahu apakah hal ini diketahui oleh pemerintah atau tidak , jika seperti ini secara terus-menerus, bisa bisa anak anak kami berhenti sekolah, dan kami tidak tahu mau makan apa kalau tidak ada bantuan dari pemerintah,” ujar Siok salah satu petani karet di Banjit .

Pernyataan Siok tersebut dibenarkan oleh Sudir Penyadap Karet di Blambangan Umpu Waykanan, yang terpaksa menghentikan pekerjaannya menyadap karet karena merasa kebutuhannya sehari hari tidak dapat terpenuhi dari hasil menyadap karet, akibat terus turunnya harga karet.

"Harga karet murah, akan tetapi harga sembako, pupuk dan herbisida naik tinggi , entah bagaimana nasib kami di masa yang akan datang kalau hasil hasil perkebunan petani terus sementara harga pupuk dan kebutuhan petani lainnya harganya naik, sementara Waykanan ini 90 % penduduknya berprofesi sebagai petani,” ujar Sudir.

Terpisah Towi salah satu penjual kebutuhan pertanian di Waykanan menerangkan bahwa naiknya harga Herbisida atau lebih tepatnya ganti harganya Herbisida yang ia jual didasarkan dari harga yang diberi oleh supplier dengan alasan bahan bakunya juga naik. 

“Jadi harga bahan baku pembuatan herbisida sekarang mahal dan informasinya dibeli dari luar negeri, sehingga kami terpaksa menaikkan harganya saat dijual ke petani,” ujar Towi.(sah/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: