Penanganan Konflik Gajah di Lambar, BKSDA Tutup Mata

Penanganan Konflik Gajah di Lambar, BKSDA Tutup Mata

Medialampung.co.id – Penanganan konflik gajah dan manusia yang terjadi di Kecamatan Bandarnegeri Suoh (BNS) dan Suoh Kabupaten Lampung Barat ternyata selama ini tidak ada campur tangan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung. Bahkan BKSDA disebut-sebut ‘tutup mata’ dengan konflik gajah dna manusia yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir tersebut.

Anggota DPRD Lambar Sugeng Hari Kinaryo Adi mengatakan, konflik gajah dan manusia di Kecamatan Suoh dan BNS telah terjadi cukup lama, namun pihak BKSDA tidak sekalipun menurunkan tim untuk turut serta dengan petugas lainnya dalam menyelesaikan konflik yang terjadi.

”Sejak konflik gajah dan manusia terjadi di Suoh dan BNS, BKSDA tidak pernah menurunkan tim atau ikut serta bersama petugas, padahal ini menjadi salah satu Tupoksi mereka, dan mereka seharusnya menjadi ujung tombak dalam penyelesaian konflik ini,” ungkap politisi PDIP, yang diketahui aktif bersama masyarakat melakukan upaya blockade dan penggiringan kawanan gajah liar tersebut.

Bahkan menurutnya, sejauh ini tim yang tergabung dalam penggiringan dan blockade agar kawanan gajah tidak masuk permukiman itu hanya dilakukan oleh pihak Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Wildlife Response Unit (WRU), Wildlife Conservation Society (WCS), im Rhino Protection Unit (RPU) YABI, Mahout, TNI, Polri Satgas Penanggulangan Bencana (PB) kecamatan maupun Satgas Pekon.

”Jadi kami sangat berharap pihak BKSDA bisa menurunkan tim, dalam menyelesaikan konflik ini, karena masyarakat sudah lelah dengan adanya konflik yang terjadi, belum lagi kerugian materi yang dialami masyarakat,” kata dia.

Sementara itu, Kepala TNBBS Resort Suoh Sulki, SH., mendampingi Kepala TNBBS Bidang Wilayah II Liwa Amri, S.H, M.Hum., juga membenarkan bahwa pihak BKSDA belum pernah menurunkan tim ke Suoh dan BNS untuk ikut dalam menyelesaikan konflik yang terjadi.

”Iya, kalau BKSDA itu belum pernah menurunkan tim, dan kami memang berharap mereka turun langsung,” kata dia.

Terkait dengan upaya penyelesaian konflik yang terjadi, kata Sulki, pihaknya merencanakan Selasa (14/12) melaksanakan penggiringan tiga ekor gajah yang posisi saat ii berada di sekitar wisata kawah nirwana Pekon Sukamarga.

”Kami sudah umumkan, dan meminta agar tidak ada aktivitas berkebun di jalur arah penggiringan wilayah Puncak gunung mas, Talang santani, talang Anwar dan berharap pekon mengirimkan perwakilan satgas desanya untuk kegiatan besok (hari ini) tersebut,” pungkasnya. (nop/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: