PPDB Sistem Zonasi Membingungkan Pendaftar

Medialampung.co.id - Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) SMPN di Kota Bandarlampung jalur Zonasi secara online dikeluhkan, sistem komputernya kacau hingga membuat orang tua murid bingung.
Saat wartawan mencoba menemui kepala sekolah SMPN 10, pada Rabu (8/7) ada beberapa orang tua didik yang mengeluhkan soal jarak rumah dengan sekolah.
Salah satunya Ratih, warga Segalamider yang ingin mendaftarkan anaknya di sekolah tersebut karena jaraknya lebih dekat dengan rumahnya merasa kecewa karena nama anaknya hilang di aplikasi Siap. Sedangkan pendaftar yang jaraknya lebih jauh dari sekolah justru namanya muncul di aplikasi tersebut.
“Jarak rumah kami dengan SMPN 10 hanya sekitar 800 meter, tapi nama anak saya sudah hilang di sistem penerimaan siswa di sekolah itu,” ungkap Ratih.
Hal yang sama diungkapkan Andre, warga jalan Sam Ratulangi, Gang Bungsu yang ingin menanyakan perihal nama anaknya juga tidak ada sedangkan ada orang lain yang jaraknya lebih jauh namanya tetap muncul.
“Rumah saya dengan sekolah (SMPN 10) jaraknya 1,2 Km, nama anak saya hilang tidak masuk di aplikasi, anehnya saya lihat ada pendaftar yang jaraknya lebih jauh yaitu 1,5 Km justru namanya masih muncul,” ungkapnya
“Saya datang ke sekolah ini ingin kepastian, seandainya anak saya tidak diterima ya tidak apa-apa supaya bisa saya daftarkan anak saya ke swasta. Takutnya sekolah swasta yang ingin kami daftarkan sudah tutup,” imbuhnya.
Tidak jauh berbeda keluhan yang diungkapkan Adinda warga jalan Mansur, Kedaton. Dia ingin mencabut pendaftaran adiknya dari SMPN 10 karena ingin pindah ke SMPN 43.
“Keluhan saya sama pendaftar lainnya yang datang ke sini, jarak lebih dekat malah hilang namanya, yang lebih jauh justru masih muncul,” tuturnya.
“Akhirnya saya mau cabut dari pendaftaran di SMPN 10 supaya saya bisa mendaftarkan adik saya di SMPN 43, saya ditunggu di SMP itu sampai jam 2 siang nanti,” katanya.
Sementara itu Kepala SMPN 10, Nurhayati menjelaskan bahwa sistem PPDB online ini tidak ada campur tangan pihaknya semua yang bekerja adalah sistem di komputer.
“Semua yang bekerja sistem komputer, kami hanya mengklik jarak rumah pendaftar dengan sekolah. Jadi, sampai hari ini kami belum tahu siapa-siapa yang diterima melalui jalur Zonasi, kan masih ada besok,” tegasnya.
“Untuk tahun ajaran 2020 ini kami menerima peserta didik melalui jalur Zonasi sekitar 70 siswa/i dan itu kami tetap mengikuti peraturan Kemendikbud, jadi kita tidak bermain-main dengan data,” pungkasnya.(*/mlo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: