Positif Corona, 12 ABK di Batam Dikarantina di Kapal

Positif Corona, 12 ABK di Batam Dikarantina di Kapal

Medialampung.co.id - Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Kota Batam, Achmad Farchanny mengatakan saat ini ada 12 orang anak buah kapal (ABK) yang sedang menjalani proses karantina.

Para ABK tersebut melakukan kontak dengan Warga Negara (WN) Singapura yang positif terpapar virus corona atau Covid-19 dengan insial VP. "Kalau untuk ABK alhamdulilah sudah semua, jumlahnya 12 orang," ujar Achmad.

Achmad mengatakan, 12 orang ABK tersebut saat ini kondisinya terpantau sehat. Mereka dikarantina di kapal yang juga ditumpangi VP saat ke Batam, begitupun sebaliknya saat kembali ke Singapura.

Tempat karantina ini kata Achmad merupakan permintaan dari para ABK tersebut. "Kondisi kapal sedang merapat," kata Achmad.

Menurut dia, sampel swab dari masing-masing 12 orang ABK ini sudah diambil oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) Batam. Sampel tersebut telah dikirim ke Litbangkes di Jakarta.

Sementara itu ada dua kapal yang dijadikan tempat karantina, masing-masing diisi oleh 6 ABK. Achmad mengatakan tidak masalah tempat karantina dipilih sendiri, namun yang penting akses petugas tidak sulit.

"Supaya bisa kontrol dan pantau kesehatan mereka, selain itu yang paling penting tidak boleh akses dengan orang luar," kata dia.

Permintaan lokasi karantina ini kata Achmad dipenuhi, supaya tidak menimbulkan guncangan baru. Sehingga pada prosesnya memang dilakukan sewajarnya. "Agar tidak menimbulkan kepanikan baru," jelas Achmad.

Selain para ABK, pihaknya juga menelusuri penumpang kapal lainnya yang juga satu kapal dengan VP. Dari data manifest penumpang yang diperoleh, ada 26 orang Warga Negara Indonesia (WNI) dan 82 orang Warga Negara Asing (WNA).

"Yang penumpang dalam negeri sedang kami tabulasi, kami pisahkan yang WNI dengan yang WNA," ungkap Achmad. Untuk yang WNI, sudah ada beberapa yang telah dihubungi. Namun terkait jumlah WNI yang sudah dihubungi, Achmad belum dapat menyebutkan.

"Sudah ada beberapa kami beritahu," katanya. Sementara untuk WNA, Achmad mengakui jumlahnya lebih banyak dari WNI. Selanjutnya yang WNA, pihaknya akan memberikan notifikasi ke kementrian kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI).

"Nanti Kemenkes yang akan memberikan notifikasi ke pemerintah Singapura untuk ditindaklanjuti, proses ini jalan terus," imbuh Achmad. (suaracom/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: