Dihadang Pamong Bawa Arit, Ini Penjelasan Camat Bumi Waras
Medialampung.co.id - Camat Bumi Waras Riana Apriana, membantah adanya penghadangan Kegiatan Sosialisasi dan bantuan peduli Covid-19 yang dilakukan Partai Golkar bersama Rycko Menoza SZP, di Kelurahan Garuntang, pada Jumat (7/8).
Menurutnya, tidaklah benar adanya penghadangan bahkan seperti yang beredar di berita menggunakan arit oleh Lurah, Ketua Lingkungan, RT dan Linmas. Saat kejadian di Kecamatan Bumi Waras tengah menggelar Jumat bersih atau Gotong Royong.
"Jadi alhamdulilah di Garuntang ini masyarakatnya kompak, kalau ada Gotong Royong keluar semua dari Linmas, RT dan warga. Saat lagi ramai tersebut kebetulan ada laporan ada tim bagi-bagi sembako," ucapnya kepada Medialampung.co.id, Sabtu (8/8).
Karena memang pihaknya tengah memberikan edukasi kepada masyarakat supaya penyelenggaraan Pilkada bersih.
"Karena kan dari KPK Bandarlampung Zona merah untuk politik uang, nah kami berusaha bagaimana kedepan Pilkada bersih dari Politik uang, dari sembako," ucapnya.
Namun memang masyarakat Garuntang memiliki kesadaran tinggi sehingga enggan menerimanya. Serta dirinya menerangkan saat kejadian tidak ada aparat atau masyarakat yang sengaja membawa arit.
"Karena memang posisi lagi Jumat bersih ada yang bawa cangkul, ada bawa arit. Jadi bukan sengaja datang ke keributan bawa itu. Ini ribut-ribut saat kita ramai gotong royong, dan mau bubar sehingga membawa alat masing-masing," ujarnya.
Dirinya pun membantah menghalangi kegiatan Partai Golkar tersebut, "Karena warga ngadu ke RT ada bagi-bagi, tapi gak ada izin, saya kesana, memang lagi rame bukan menghadang, waktu menanyakan maksud tujuan ada selisih paham. Namanya orang ramai," ucapnya.
"Artinya gini juga masyarakat merasa kok ini orang (Rombongan *red) gak izin apa petantang-petenteng, namanya gimana rumah kita dimasuki orang, udah gitu dengan gaya yang mungkin agak arogan, jadi dipertanyakan oleh warga. ini wilayah kita kamu siapa kami memang warga? Seperti yang ada di video sampai warga mau ribut," ungkapnya.
Apalagi saat pandemi Covid-19 ini, keluar masuk masyarakat perlu didata dan dimonitoring. Serta pihaknya sangat berhati-hati menerima bantuan, sehingga kalau memang bantuannya untuk Covid-19, harusnya dikoordinasikan dengan Satgas Covid Kecamatan Bumi Waras.
"Sekarang bukan apa-apa, banyak OTG (Orang Tanpa Gejala), dia memegang plastik, terus plastiknya dikasih kewarga. Kita gak tau kan sumbernya dari mana. Belum lagi jika ada kadaluarsanya yang dituntut pertanggungjawabannya siapa, kalau ada izin dan koordinasi kan bisa kami dampingi untuk memantau apakah pelaksanaannya sesuai protokol kesehatan," ungkapnya.
Dimana menurut Riana, pihaknya telah memberi himbauan dengan terus memasang banner untuk Menjaga Kebersihan dengan cuci tangan, jaga jarak dan pakai masker, "Jangan sampai gara-gara sembako ada yang terindikasi kita gak tau orang dari mana-mana ada yang OTG," ucapnya.
Sementara dari rilis yang didapat, dijelaskan Tim Golkar Bandarlampung yang melakukan sosialisasi dan pembagian paket dampak Covid-19, dihadang di Kelurahan Garuntang Kecamatan Bumi Waras, Jumat (7/8).
Bahkan ada pamong usai Gotong Royong memegang arit di tangannya. Tapi Tim Golkar tidak terpancing dan menghadapi dengan argumen jelas.
Pembagian bingkisan peduli Covid-19 Partai Golkar dipimpin oleh Bendahara Partai Golkar Bandarlampung Sabnu Alie, bersama Ketua AMPG Miftahul Huda dan sejumlah pengurus Golkar Bandarlampung dihadang Lurah Garuntang Syaefullah, dan para ketua LK, RT dan Linmas.
Lurah Garuntang dinilai sombong. Lurah Garuntang Syaefullah dengan lantang mengatakan, bahwa warga Garuntang tidak perlu bantuan sosial, selain bantuan dari Pemkot Bandarlamoung.
“Masyarakat kami tidak perlu dibantu. Sudah cukup, sudah ada bantuan dari pemerintah kota. Kami sudah cukup dibantu pemerintah,” kata Syaefullah.
Ketua AMPG Golkar Bandarlampung Miftahul Huda yang turut dalam kegiatan sosial tersebut menyayangkan pernyataan yang disampaikan lurah setempat. Menurut dia, banyak warga setempat yang berharap bantuan tersebut. Namun oknum lurah dan jajarannya malah mengintervensi warga setempat.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, pada insiden pelarangan tersebut, ada oknum aparatur yang mengenakan masker berlambang salah satu bakal calon kepala daerah (bacalonkada) di kota setempat.
Miftahul Huda curiga, jangan-jangan ada keberpihakan oknum aparatur di wilayah setempat terhadap salah satu bacalonkada.
“Para linmas dan aparatur pemerintah, baik RT, mengenakan masker berlambangkan Eva Dwiana, seperti yang tersebar di video whatsapp. Itu asli, bukan editan,” beber Miftahul Huda.
Aksi Camat dan Lurah serta aparatur di bawah seperti sudah ada perintah dari atasan. Sehingga camat dan lurah serta aparatur kelurahan menghadang siapa saja yang melakukan sosialisasi.(pip/mlo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: