Anggaran BUMDes Rawas Diduga Dikelola Pekon

Anggaran BUMDes Rawas Diduga Dikelola Pekon

Medialampung.co.id - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pekon Rawas Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) mengaku tidak pernah mengelola seluruh anggaran BUMDes tahun anggaran 2019 untuk pembuatan tenda tarub dan perlengkapannya. Pasalnya, seluruh anggaran BUMDes tahun 2019 untuk pembuatan tarub dengan pagu anggaran sebesar Rp210 juta itu meski sebelumnya telah ditransfer dari rekening Pekon ke rekening BUMDes, tapi anggaran itu ditarik kembali oleh Pekon melalui juru tulis (jurtul) atau sekretaris desa setempat. Ketua BUMDes Pekon Rawas, Mamat, mengakui di tahun anggaran 2019 lalu BUMDes di Pekon itu mendapat anggaran sebesar Rp210 juta untuk pembuatan tarub. Saat pencairan, BUMDes bersama Jurtul ke Bank Lampung untuk transfer anggaran BUMDes dari rekening Pekon ke rekening BUMDes sebesar Rp210 juta. “Tapi dari rekening BUMDes, anggaran sebesar Rp210 juta itu kembali di cairkan oleh Jurtul sebesar Rp200 juta dan tersisa Rp10 juta dengan alasan jurtul untuk biaya operasional BUMDes seperti pemasangan tarub dan sebagainya,” katanya. Dijelaskannya, setelah dicairkan pihaknya tidak mengetahui anggaran itu, dan baru mengetahui lagi setelah ada material pembuatan tarub seperti besi dan sebagainya sudah ada di balai Pekon setempat. “Yang saya ketahui anggaran itu untuk pembuatan tarub sekitar 28 unit. Saya tidak tahu pengelolaannya seperti apa, karena yang saya tahu dana untuk pembuatan tarub itu di pegang oleh jurtul dan yang membelanjakan barang peratin,” jelasnya. Sementara itu, Jurtul Pekon Rawas, Nuriyadi, mengaku bahwa anggaran BUMDes tahun 2019 lalu di Pekon itu sebesar Rp210 juta untuk pembuatan tarub dan jasa.  Sementara, mengenai pengambilan dana anggaran BUMDes ke Bank Lampung, diakuinya dirinya yang menerima dan itu ada kwitansinya yakni sebesar Rp210 juta pada tanggal 8 Januari 2020. “Iya, saya yang menerima dananya, itu untuk belanja barang material pembuatan tarub. Tapi yang membelanjakan barangnya bukan saya, melainkan dibelanjakan oleh peratin seperti belanja besi dan sebagainya. Saya hanya mengeluarkan dananya saja,” katanya. Diakuinya, dirinya hanya memegang anggaran BUMDes, artinya jika peratin minta dana untuk kebutuhan pembuatan tarub maka baru dikeluarkan. Berdasarkan keterangan dari pengurus BUMDes memang akan diajak untuk belanja kebutuhan barang untuk tarub itu bersama peratin ke Bandar Lampung, namun semua barang diketahui sudah dibelanjakan oleh peratin. “Kebutuhan barang untuk pembuatan tarub itu dibelanjakan langsung oleh peratin, kita sebagai jurtul Pekon hanya melaksanakan tugas dan perintah peratin,” jelasnya. Di tempat terpisah, Peratin Pekon Rawas, Hi.Benzar Bunyamin, menyangkal jika telah mengambil alih kegiatan BUMDes itu. Bahkan, kata dia, BUMDes Pekon Rawas itu sempat ganti kepengurusan baru, tapi pengurus yang baru ketika itu mengundurkan diri dan dalam kondisi darurat sehingga dipanggil lah Mamat untuk masuk dalam kepengurusan BUMDes agar kegiatan BUMDes dapat berjalan dan tidak terkendala. Namun, Pengurus BUMDes saat itu kerap sibuk baik ketua, sekretaris dan bendahara. Sedangkan, kegiatan untuk BUMDes dalam hal itu pembuatan tarub harus terus berjalan. Dirinya juga mengajak pengurus BUMDes untuk belanja kebutuhan barang dan minta agar kegiatan itu dapat dikontrol untuk mengecek kekurangan kebutuhan barang pembuatan tarub tersebut, tapi tidak pernah mau karena beralasan sibuk kerja. “Kita hanya membantu bagaimana kegiatan pembuatan tarub BUMDes itu terlaksana, dan ini bukan digelapkan, jika diaudit toh barangnya juga ada,” kilahnya. Diakuinya, dirinya tidak pernah memerintahkan mengambil dana BUMDes, artinya soal dana BUMDes itu dirinya tidak tahu menahu. Pekon hanya membantu atau meng-cover kegiatan pembuatan tarub itu. Sedangkan, terkait dengan belanja kebutuhan BUMDes untuk pembuatan tarub itu dibelanjakan di salah satu toko barang di Bandar Lampung melalui telepon, karena di  lebih murah. “Kita yang menelpon toko untuk belanja kebutuhan barang dan pembayarannya di transfer langsung oleh jurtul. Pembuatan tenda tarub itu juga melebih target yakni 32 unit,” katanya. Masih kata Benzar, kini seluruh pembuatan tarub itu telah selesai, namun terbentur karena pandemi Covid-19 sehingga belum dapat dikelola. tapi diharapkan kedepan bisa dikelola maksimal oleh BUMDes. “Terkait ada persoalan itu karena kesalahan teknis, niat saya baik bagaimana BUMDes di Pekon ini berjalan maksimal,” tandasnya.(yan/d1n/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: