Ketua PCNU Bandarlampung Gaungkan Konsep NU Urban

Ketua PCNU Bandarlampung Gaungkan Konsep NU Urban

Ketua PCNU Kota Bandarlampung Ichwan Adji Wibowo--

Medialampung.co.id - Ketua Terpilih PCNU Kota Bandarlampung Ichwan Adji Wibowo menulis tentang konsep dan gagasan NU Urban yang mula-mula digaungkan oleh PCNU Kota Surabaya menjadi sangat penting dan relevan untuk direspons dan dibincangkan di momentum era NU memasuki abad ke-2.

NU dan eksistensinya dari zaman ke zaman selalu mampu beradaptasi dengan baik, hal ini memungkinkan karena NU merupakan representasi Islam wasathiyah (moderat).

Dalam pandangan NU, peradaban dunia akan terus berubah, maka Islam sebagai agama penuntun keselamatan harus memiliki kesanggupan melakukan penerimaan dan merespons setiap hal baru yang bermaslahat, sambil terus berupaya menjaga dan merawat setiap kebaikan lama (muhafadzatu qodimi sholih wal akhdu bil jadidil aslah).

Kondisi mutakhir yang niscaya harus dihadapi dan menjadi-ruang dan waktu-bagi eksistensi NU hari ini adalah wajah dunia baru, sebuah era kehidupan baru.

Beberapa hal yang menjadi indikator era perubahan dunia baru, pertama kita telah masuk dan akan terus melesat dengan cepat pada era teknologi informasi.

Seringkali akselerasi kita jauh tertinggal dari dinamika perubahan yang terjadi. Banyak hal telah merubah cara pandang, sikap, dan perilaku generasi baru.

Kedua, kita telah memasuki era emas, bonus demografi, dimana komposisi penduduk negeri kita akan didominasi usia produktif. Pertumbuhan peran anak muda menjadi tak ternafikan.

Ketiga, kota adalah masa depan, komposisi sebaran penduduk akan lebih berorientasi di perkotaan, pembentukan masyarakat urban juga kurvanya akan terus menaik dari waktu ke waktu.

Maka menjadi niscaya NU harus siap memasuki era baru tersebut. NU Urban menjadi tidak sekadar konsepsi dan gagasan, tapi akan menjadi “jalan baru” bagi kebangkitan NU itu sendiri. 

NU perkotaan harus jauh lebih responsif, inklusif, dan sekaligus progresif.

Pengalaman banyak teman pengurus cabang NU di kota-kota besar di era masa lalu kerap dianggap sulit berkembang. Banyak faktor yang melatari, satu di antaranya untuk NU di ibu kota provinsi dianggap selalu tertutup atau di bawah bayang-bayang NU wilayahnya.

Kini NU Urban membuka dan menawarkan potensi dan peluang besar untuk mempercepat kebangkitan NU. Setidaknya dengan inklusivitas harokah dan fikrah NU banyak diminati kalangan terdidik menengah ke atas, sehingga berdampak pada pertumbuhan vertikal jamaah NU. 

Saat yang sama kota menjadi wilayah terbuka yang memungkinkan perbenturan NU yang genuine terhadap kelompok islam transnasional.

Fokus garapan NU di masa depan, pada bidang bidang pendidikan, kesehatan dan perekonomian, menjadi relevan menumbuhkan NU Urban.

Banyak hal bisa dibincangkan lebih tajam dan komprehensif untuk ditemukan sejumlah rumusan strategi menjadikan NU Urban sebagai “jalan baru” menuju kebangkitan NU untuk memimpin peradaban dunia.

NU Kota harus membuka dan menyediakan ruang persemaian gagasan, menumbuhkan dialektika sebagaimana jati diri NU itu sendiri, karena salah satu DNA NU adalah Tasfirul Afkar (gerakan pemikiran). Maka NU harus menempatkan supremasi Ilmu sebagai panglima.

 

Dan, membangun jejaring koalisi dan kolaborasi serta konektivitas NU kota-kota besar lainnya menjadi relevan diajukan sebagai ajakan yang baik, tanpa perlu diprasangkai.(*/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: