Sejarah Perjuangan Kemit, Pejuang Rakyat dari Kebumen

Sejarah Perjuangan Kemit, Pejuang Rakyat dari Kebumen

Perjuangan Kemit dari Kebumen adalah kisah tentang rakyat biasa yang berani melawan penjajahan. - Foto: Instagram@travelhistorya--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Indonesia memiliki begitu banyak kisah perlawanan terhadap penjajahan, dan sebagian besar tidak tercatat secara resmi dalam sejarah nasional. 

Banyak tokoh lokal yang berjuang dengan segala keterbatasan, namun namanya hanya dikenal di lingkup daerah. 

Salah satu di antaranya adalah Kemit, seorang tokoh dari Kebumen, Jawa Tengah. 

Walaupun ia tidak setenar pahlawan nasional, semangat dan perjuangannya tetap membekas dalam ingatan masyarakat setempat.

BACA JUGA:Jejak Kolonial Batavia yang Masih Hidup di Jakarta Modern

Kehidupan Rakyat di Masa Kolonial

Pada abad ke-19, masyarakat Jawa, termasuk Kebumen, hidup di bawah tekanan penjajah Belanda. Sistem tanam paksa yang diberlakukan memaksa rakyat untuk menanam tanaman perkebunan seperti kopi dan tebu. 

Sementara itu, kebutuhan pangan masyarakat sendiri sering terabaikan. Selain itu, pajak yang tinggi serta kerja paksa membuat kehidupan rakyat semakin sulit.

Dalam kondisi yang serba tertekan, muncul perlawanan rakyat di berbagai wilayah. Rasa tidak puas terhadap penindasan mendorong lahirnya tokoh-tokoh perlawanan dari kalangan bawah. Dari tanah Kebumen, muncullah Kemit, seorang rakyat biasa yang memiliki keberanian besar untuk melawan.

BACA JUGA:Jejak Bandung Lautan Api dan Konferensi Asia Afrika Pertama

Sosok Kemit

Tidak banyak catatan tertulis tentang asal-usul Kemit. Namun, masyarakat mengenangnya sebagai sosok sederhana yang hidup seperti rakyat kebanyakan. 

Ia bukan bangsawan atau pejabat kerajaan, melainkan seorang dari lapisan bawah yang merasakan langsung penderitaan akibat penjajahan.

Karena kedekatannya dengan rakyat, Kemit mampu menggerakkan mereka untuk ikut melawan. Ia dihormati bukan karena status sosial, melainkan karena tekad dan keberaniannya. Hal ini menjadikannya simbol perlawanan rakyat kecil terhadap penindasan kolonial.

BACA JUGA:Ungaran dan Benteng Fort Willem II, Saksi Sejarah Kolonial di Jawa Tengah

Perlawanan dengan Strategi Gerilya

Dalam perjuangannya, Kemit tidak memiliki perlengkapan perang modern. Senjata api jarang sekali mereka miliki. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: