Tantangan Mental yang Dihadapi Freelancer di Era Kerja Fleksibel
Kesehatan mental menjadi isu penting dalam dunia kerja freelance modern--
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Perkembangan ekonomi digital mendorong semakin banyak orang memilih jalur karier sebagai freelancer.
Kebebasan waktu, fleksibilitas lokasi kerja, hingga peluang klien global menjadi daya tarik utama.
Namun di balik fleksibilitas tersebut, freelancer kerap menghadapi tantangan mental yang tidak ringan dan sering luput dari perhatian.
Bekerja tanpa struktur kantor dan atasan tetap membuat freelancer harus mengelola bukan hanya pekerjaan, tetapi juga kondisi psikologis secara mandiri.
BACA JUGA:Freelance dan Work Life Balance, Benarkah Lebih Seimbang?
Jika tidak dikelola dengan baik, tekanan mental ini dapat berdampak pada produktivitas hingga kesehatan jangka panjang.
Salah satu tantangan mental terbesar bagi freelancer adalah ketidakpastian pendapatan. Tidak seperti pekerja tetap yang menerima gaji bulanan, penghasilan freelancer sangat bergantung pada proyek yang datang.
Kondisi ini sering memicu kecemasan, terutama saat proyek sepi atau klien menunda pembayaran.
Ketidakpastian finansial tersebut membuat sebagian freelancer sulit merasa aman secara mental.
BACA JUGA:Kesalahan Umum Freelancer yang Membuat Karier Jalan di Tempat
Bahkan, tidak sedikit yang terus bekerja tanpa jeda demi mengejar stabilitas ekonomi, meski kondisi tubuh dan pikiran sudah kelelahan.
Fleksibilitas jam kerja kerap disalahartikan sebagai kebebasan tanpa batas. Pada praktiknya, banyak freelancer justru bekerja lebih lama dibanding pekerja kantoran.
Batas antara waktu kerja dan waktu pribadi menjadi kabur karena pekerjaan bisa datang kapan saja.
Tekanan deadline, revisi berulang dari klien, serta tuntutan untuk selalu responsif berpotensi memicu burnout.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




