Dinkes Bandar Lampung Gunakan Teknologi X-Ray Portable untuk Percepat Deteksi TBC
Dinkes Bandar Lampung Gunakan Teknologi X-Ray Portable untuk Percepat Deteksi TBC--
MEDIALAMPUNG.CO.ID — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandar Lampung terus melakukan berbagai inovasi dalam upaya menekan kasus Tuberkulosis (TBC) di wilayahnya.
Salah satu langkah terobosan yang kini dijalankan adalah penggunaan alat X-ray portable untuk mempercepat dan meningkatkan akurasi deteksi TBC di lapangan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Muhtadi Arsyad Tumenggung, mengatakan bahwa pemanfaatan teknologi tersebut merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah untuk mempercepat penemuan kasus baru.
“Kami berupaya keras mempercepat penanggulangan TBC. Melalui teknologi X-ray portabel, tenaga medis bisa langsung melakukan pemeriksaan di lokasi tanpa harus menunggu pasien datang ke fasilitas kesehatan,” jelasnya, Sabtu 25 Oktober 2025.
BACA JUGA:Pemkot Bandar Lampung Gelar Pasar Murah Selama Sebulan, Warga Diimbau Belanja Sesuai Kebutuhan
Muhtadi menambahkan, perangkat ini memungkinkan petugas kesehatan menjangkau berbagai titik rawan penularan, termasuk lembaga pemasyarakatan, sekolah, serta pemukiman padat penduduk. Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar menuju eliminasi TBC nasional tahun 2030.
“Dengan deteksi dini di lapangan, penularan bisa ditekan lebih cepat, dan masyarakat mendapatkan pengobatan sejak awal,” imbuhnya.
Ia juga menyoroti masih adanya masyarakat yang mengabaikan gejala batuk berkepanjangan dan tidak segera memeriksakan diri. Padahal, keterlambatan diagnosis justru memperbesar potensi penularan di lingkungan sekitar.
Sebagai bentuk dukungan terhadap upaya nasional, seluruh puskesmas di Kota Bandar Lampung kini telah menjalankan program TOSS (Temukan, Obati, Sampai Sembuh). Program ini menekankan pendekatan aktif, di mana petugas kesehatan turun langsung ke rumah warga untuk melakukan pemeriksaan gejala dan pengambilan sampel dahak.
BACA JUGA:Pemkot Bandar Lampung Perketat Pengawasan Retribusi Pasar Gudang Lelang
“Kami tidak lagi menunggu pasien datang. Tim kesehatan akan mendatangi warga, dan jika ditemukan tanda-tanda TBC, pasien langsung diarahkan ke pengobatan sesuai standar nasional,” terang Muhtadi.
Setiap pasien TBC juga akan dipantau oleh Pengawas Minum Obat (PMO) dari kalangan kader atau tenaga kesehatan agar pengobatan berjalan tuntas hingga pasien benar-benar sembuh.
Selain itu, seluruh data pengobatan dicatat melalui Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) sehingga setiap perkembangan pasien dapat dipantau secara real-time dan transparan.
“Dengan sistem digital ini, kami memastikan pengawasan dan keberhasilan terapi lebih terukur serta akurat,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





