Jika kebutuhan modal lebih tinggi, berikut simulasi cicilan untuk plafon Rp70 juta.
Meski selisih nominal tidak besar, cicilan dan syarat administrasi tetap meningkat.
- Tenor 12 bulan: Rp6.183.333 per bulan
- Tenor 24 bulan: Rp3.266.667 per bulan
- Tenor 36 bulan: Rp2.294.444 per bulan
- Tenor 48 bulan: Rp1.808.333 per bulan
- Tenor 60 bulan: Rp1.516.667 per bulan
BACA JUGA:Apple Watch Series 10 Gabungan Desain Elegan, Fitur Kesehatan Canggih Berikut Harganya
Perbandingan dengan Plafon Rp50 Juta: Apa yang Berubah
Kewajiban NPWP menjadi pembeda paling utama. Pada pinjaman Rp50 juta, debitur tidak wajib memiliki NPWP, sedangkan pada pinjaman Rp60 juta ke atas, dokumen tersebut menjadi syarat wajib.
Tambahan Rp10 juta memang memberikan ruang lebih bagi usaha, tetapi konsekuensi administrasinya cukup besar, termasuk kewajiban laporan pajak tahunan.
Dari sisi cicilan, pinjaman Rp50 juta dengan tenor 60 bulan memiliki cicilan sekitar Rp1.083.333 per bulan.
Pada plafon Rp60 juta, cicilannya mencapai Rp1.300.000 per bulan, atau naik sekitar Rp200 ribu. Semakin besar plafon, semakin besar pula komitmen pembayaran yang harus dijaga.
BACA JUGA:Peringatan Dini BMKG: Cuaca Ekstrem Ancam Lampung, Pemerintah Daerah Diminta Siaga
Kelebihan dan Kekurangan: Layak Diambil atau Tidak
Zona plafon Rp60–70 juta memiliki sisi positif dan negatif. Pinjaman ini tidak direkomendasikan apabila debitur belum memiliki NPWP, tidak ingin mengurus persyaratan administrasi tambahan, atau kebutuhan modal Rp10–20 juta sebenarnya tidak terlalu mendesak.
Sebaliknya, plafon ini layak dipilih jika calon debitur sudah memiliki administrasi usaha yang rapi, kebutuhan modal berada di atas Rp60 juta, atau sedang mempertimbangkan naik langsung ke plafon maksimal Rp100 juta agar peningkatan dana terasa lebih signifikan dan tidak lagi nanggung.
BACA JUGA:Samsung Galaxy S26 Series: Bocoran Lengkap Desain, Fitur AI, dan Spesifikasi Generasi Baru
Hitung Baik-Baik Sebelum Mengajukan
Kenaikan plafon ke Rp60–70 juta memang memberikan peluang besar bagi usaha untuk berkembang, tetapi harus diimbangi dengan kesiapan dokumen dan kemampuan bayar yang stabil.
Zona nanggung ini dapat menjadi keputusan tepat jika usaha sudah siap naik kelas, namun bisa menjadi hambatan apabila administrasi dan arus kas belum tertata.