Banyak freelancer pemula yang memulai dari tarif belasan hingga puluhan ribu per desain. Namun, ketika kemampuan meningkat, tarif bisa naik berkali lipat.
Selain jasa desain, Canva juga membuka peluang untuk menjual aset digital seperti template media sosial, e-book, hingga presentasi. Pendapatan pasif ini membuat potensi cuan semakin besar.
Walaupun persaingan tinggi, bukan berarti freelancer baru tidak bisa bersaing. Kunci utamanya adalah gaya unik dan pelayanan yang cepat.
Portofolio yang rapi, testimoni klien, serta kemampuan memahami kebutuhan pasar menjadi nilai tambah kuat.
BACA JUGA:Tarif Freelancer Indonesia di Mata Klien Global: Masih Murah atau Kompetitif?
Freelancer juga bisa memanfaatkan platform seperti Instagram, TikTok, hingga marketplace seperti Fiverr dan Upwork untuk memperluas jangkauan. Semakin banyak eksposur, semakin besar peluang mendapatkan klien yang loyal.
Canva bukan hanya alat desain, tetapi juga pintu rezeki baru bagi banyak freelance desainer. Dengan kreativitas, branding diri yang tepat, dan konsistensi, siapa pun bisa menjadikan Canva sebagai sumber penghasilan.
Bahkan tanpa skill desain tingkat profesional, peluang cuan tetap terbuka lebar. Yang terpenting adalah kemauan untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas karya.
BACA JUGA:Pecahkan Rekor! Disway Award 2025 Jadi Barometer Kualitas Brand Lokal dan Profesional