Rasa dan Tekstur
Cita rasa Sayur Asem Jepara merupakan perpaduan antara segarnya asam alami, gurih ringan dari kaldu sayuran dan bumbu tumbuk kasar, serta manis alami dari jagung dan labu.
Aromanya diperkaya dengan daun melinjo dan rempah yang disiapkan secara tradisional. Perpaduan tersebut menghasilkan rasa yang bersih, seimbang, dan menenangkan.
BACA JUGA:Tiga Dapur Program Makan Bergizi Gratis di Bandar Lampung Lolos Uji Kelayakan Sanitasi
Cara Penyajian Tradisional
Sayur asem Jepara biasanya disajikan dalam keadaan hangat. Hidangan ini sangat cocok disantap bersama nasi putih pulen, ikan asin goreng atau pindang, sambal terasi khas Jepara, dan kerupuk udang.
Bagi masyarakat pesisir, kombinasi ini sudah menjadi menu harian yang memuaskan tanpa perlu menggunakan banyak daging.
BACA JUGA:Pemkot Bandar Lampung Galang Donasi untuk Korban Banjir dan Longsor di Tiga Provinsi Sumatera
Keunikan Dibanding Sayur Asem Daerah Lain
Sayur Asem Jepara memiliki ciri khas kuah yang lebih bening dibanding versi Betawi yang cenderung keruh dan berbumbu kuat.
Jika dibandingkan dengan sayur asem Sunda yang sangat asam dan memakai banyak sayuran liar, versi Jepara menawarkan rasa asam yang lebih lembut dan manis alami dari jagung.
Dibandingkan variasi dari Jawa Tengah lainnya, Sayur Asem Jepara terkadang memiliki sentuhan gurih pesisir karena penggunaan ikan asin atau udang kecil.
Sayur Asem Jepara adalah hidangan sederhana namun kaya rasa yang merefleksikan kehidupan masyarakat pesisir Jawa Tengah. Kuahnya yang bening, perpaduan sayuran kebun, serta sentuhan asam lembut menjadikan hidangan ini favorit banyak keluarga.
Selain lezat, kehadirannya mencerminkan budaya makan masyarakat Jepara yang mengutamakan kesegaran, kesederhanaan, dan kebersamaan. (*)