Air terjun utama berada di ujung tebing, tepat di bawah sebuah lubang besar di bagian atas gua. Dari lubang inilah cahaya matahari masuk dan jatuh lurus ke arah air terjun.
Efeknya luar biasa—cahaya menembus tetesan air dan menghasilkan garis-garis siluet yang tampak seperti sorotan lampu panggung.
Pemandangan itulah yang membuat pengunjung rela mengantre panjang hanya untuk berfoto di spot terbaik. Pada hari libur, antrean bisa mengular hingga puluhan meter.
Banyak wisatawan asing yang sebelumnya melihat foto Tukad Cepung di internet akhirnya menjadikannya tujuan wajib saat berkunjung ke Bali.
Lokasi ini juga menjadi favorit para vlogger dan fotografer profesional. Keindahan tebing batu, pantulan air, serta cahaya matahari menciptakan komposisi visual yang memukau tanpa perlu banyak pengaturan.
Pengelola Tukad Cepung terus melakukan pembenahan demi kenyamanan wisatawan. Pegangan besi dipasang di jalur menurun yang licin, area istirahat disediakan di beberapa titik, serta warung kecil yang menjual minuman dan sandal jepit tersedia dekat jalur masuk.
Sebagian fasilitas juga ditata ulang setelah beberapa kejadian kecil menimpa wisatawan, termasuk penghapusan batu berlumut yang dulu sering dijadikan tempat berfoto namun rentan menyebabkan pengunjung terpeleset.
Perubahan ini mendapat apresiasi wisatawan karena membuat destinasi tetap aman sekaligus terjaga kealamiannya.
Keunikan Tukad Cepung menjadikannya salah satu air terjun yang paling diburu di Bali—lebih karena suasananya dibandingkan ukurannya.
Lokasinya yang tersembunyi, perpaduan air terjun dan gua, serta fenomena cahaya alami menjadikannya salah satu tempat yang tidak boleh dilewatkan ketika berwisata ke Pulau Dewata.
Jika sedang berada di Bali dan ingin menikmati pengalaman baru di alam terbuka, Tukad Cepung bisa menjadi pilihan yang layak masuk dalam daftar perjalanan Anda.(*)