MEDIALAMPUNG.CO.ID — Kerajaan Kutai Martapura merupakan salah satu kerajaan kuno yang menandai awal lahirnya peradaban Hindu di Indonesia.
Kerajaan ini diperkirakan berdiri sekitar abad ke-4 Masehi dan terletak di kawasan Muara Kaman, di sepanjang aliran Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
Selain dikenal karena peninggalan berupa prasasti Yupa, Kutai juga terkenal karena kehidupan masyarakatnya yang teratur dan berkembang dalam berbagai bidang.
Melalui peninggalan ini, gambaran tentang budaya, politik, hingga ekonomi masyarakat Kutai dapat dipahami dengan lebih jelas.
BACA JUGA:Nasi Ndoreng, Kuliner Jawa Kaya Aroma dan Tradisi
Kehidupan Budaya: Perpaduan Tradisi Lokal dan Hindu
Kehidupan budaya di Kerajaan Kutai menunjukkan tingkat perkembangan yang cukup tinggi pada masa tersebut. Mayoritas penduduk Kutai memeluk agama Hindu, terutama aliran Siwa.
Masuknya ajaran Hindu tentu membawa pengaruh besar, namun masyarakat Kutai tidak sepenuhnya melepaskan tradisi daerah yang telah mereka miliki sebelumnya.
Alih-alih mengganti budaya lokal, mereka menggabungkannya sehingga membentuk budaya baru yang khas.
BACA JUGA:11 Rekomendasi Lipstik Glossy Tahan Lama untuk Semua Acara
Salah satu contoh paling menonjol tentang kemajuan budaya Kutai adalah penyelenggaraan upacara Vratyastoma. Upacara ini merupakan ritual Hindu yang berkaitan dengan proses penyucian dan penerimaan seseorang ke dalam lingkungan sosial agama.
Menariknya, upacara tersebut dipimpin oleh seorang Brahmana yang berasal dari masyarakat Kutai sendiri. Keberadaan Brahmana lokal ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak hanya menerima ajaran Hindu, tetapi juga mampu mempelajari dan menguasai ajaran tersebut sampai melahirkan tokoh agama setempat.
Hal ini secara tidak langsung memperlihatkan bahwa Kutai memiliki perhatian besar terhadap pendidikan keagamaan. Para Brahmana lokal menjadi pusat pengetahuan, penasihat spiritual, serta tokoh yang berpengaruh dalam tatanan masyarakat.
Kehadiran mereka menjadi tanda bahwa tradisi intelektual, khususnya dalam bidang keagamaan, sudah tumbuh di Kutai sejak masa sangat awal.
BACA JUGA:Solar Subsidi Langka, Gubernur Mirza Minta Aparat Bongkar Penyalahgunaan Distribusi