MEDIALAMPUNG.CO.ID - Pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tentang maraknya peredaran rokok ilegal di Lampung seharusnya menjadi tamparan keras bagi jajaran Bea dan Cukai, bukan sekadar peringatan administratif.
Fakta bahwa aparat baru bertindak setelah “disentil” langsung oleh Menteri menunjukkan lemahnya sistem pengawasan dan minimnya sense of crisis di tubuh institusi yang semestinya menjaga penerimaan negara.
Benny N.A. Puspanegara, Pemerhati Kebijakan Hukum, Sosial, dan Publik menyampaikan maraknya rokok ilegal bukanlah fenomena baru, melainkan masalah klasik yang terus dibiarkan.
Ia menilai, ketika masyarakat dapat dengan mudah membeli rokok tanpa pita cukai di toko grosir atau kios pinggir jalan, pertanyaan penting muncul di mana aparat Bea dan Cukai selama ini?
BACA JUGA:Rokok Murah Tanpa Cukai Kian Marak di Warung Bandar Lampung
“Jangan-jangan mereka lebih sibuk menjaga citra di media sosial daripada mengawasi peredaran barang kena cukai di lapangan,” sindir Benny.
Benny juga menyoroti faktor sosial-ekonomi di balik maraknya konsumsi rokok ilegal. Ia menilai kenaikan tarif cukai yang signifikan membuat harga rokok resmi semakin sulit dijangkau masyarakat berpenghasilan rendah.
Dalam situasi ekonomi yang lesu, masyarakat bukan pelaku kejahatan, melainkan korban kebijakan fiskal yang tidak sensitif terhadap kondisi ekonomi bawah.
“Kita tidak bisa menutup mata, ketika harga rokok resmi naik, masyarakat kecil tentu mencari alternatif lebih murah. Ini bukan semata masalah hukum, tapi persoalan ekonomi,” ujarnya.
BACA JUGA:Peringatan Hari Sumpah Pemuda, Wagub Jihan Ajak Generasi Muda Lampung Jadi Penentu Sejarah
Selain faktor ekonomi, Benny menilai akar masalah sesungguhnya terletak pada rantai pengawasan yang lemah mulai dari distribusi hingga pengendalian di lapangan.
Jalur peredaran rokok ilegal yang disebut-sebut berasal dari wilayah Jambi dan Tungkal dibiarkan tanpa kontrol ketat oleh Bea Cukai Sumbagbar.
Ia menegaskan, mustahil rokok ilegal beredar luas di pasar besar seperti Bandar Jaya, Metro, dan Kalianda jika pengawasan berjalan efektif.
Kondisi ini, kata Benny, menjadi bukti nyata bahwa sistem pengawasan cukai sudah bocor bahkan nyaris lumpuh.
BACA JUGA:Harimau Sumatera Berhasil Masuk Kandang Jebak di Sukabumi Batu Brak