Alunan musik tradisional seperti gendang, gong, dan sape (alat musik petik khas Dayak) mengiringi setiap gerakan.
Irama musik yang lembut menambah suasana sakral dan menenangkan, seolah membawa penonton merasakan kedekatan dengan alam dan leluhur.
BACA JUGA:Tari Burung Raja Udang: Simbol Kehidupan dan Keindahan Pesisir Jakarta Utara
Nilai Filosofi Tari Dadas
Setiap elemen dalam Tari Dadas memiliki filosofi yang dalam. Tarian ini mencerminkan rasa hormat terhadap alam dan leluhur, serta menggambarkan keseimbangan antara kekuatan dan kelembutan. Dalam pandangan masyarakat Dayak, alam bukan sekadar tempat hidup, tetapi juga bagian dari jiwa manusia yang harus dijaga dan dihormati.
Selain itu, Tari Dadas juga menjadi lambang peran penting perempuan dalam kehidupan sosial Dayak. Perempuan digambarkan sebagai penjaga tradisi, pelindung keluarga, dan sumber kasih sayang.
Melalui tarian ini, masyarakat Dayak menunjukkan bahwa keindahan dan kekuatan dapat bersatu dalam satu harmoni.
BACA JUGA:Ribuan Orang di 11 Kota Indonesia Akan Tampil dalam Gerakan 'Indonesia Menari 2025'
Tari Bawo dan Latar Budayanya
Sementara itu, Tari Bawo merupakan tarian tradisional yang berasal dari masyarakat Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah. Berbeda dengan Tari Dadas yang bernuansa lembut dan gembira, Tari Bawo memiliki suasana yang lebih khidmat dan spiritual. Tarian ini biasanya ditampilkan dalam upacara adat keagamaan, seperti ritual Tiwah atau upacara penghormatan kepada roh leluhur.
Kata “Bawo” dalam bahasa Dayak berarti nyanyian atau kidung doa, yang dilantunkan untuk berkomunikasi dengan arwah nenek moyang. Oleh karena itu, Tari Bawo sering kali diiringi oleh lantunan syair-syair sakral atau doa yang memiliki makna mendalam.
Dalam tradisi Dayak, nyanyian ini diyakini mampu membuka jalan bagi roh untuk mencapai alam keabadian dan menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan dunia roh.
BACA JUGA:Ragam Suku Asli di Pulau Kalimantan dan Keunikan Budayanya
Gerak dan Iringan dalam Tari Bawo
Gerakan dalam Tari Bawo cenderung perlahan dan penuh makna.
Setiap langkah dan ayunan tangan menggambarkan proses spiritual, seperti penghormatan, penyucian, atau permohonan berkah.
Penari biasanya melakukan gerakan melingkar, mengangkat tangan ke atas, atau membungkuk sebagai simbol penghormatan kepada kekuatan yang lebih tinggi.
BACA JUGA:Macam-Macam Baju Adat Nusantara: Cerminan Keindahan dan Jati Diri Bangsa
Iringan musiknya berasal dari gong, gendang, dan alat musik tradisional Dayak lainnya, yang dimainkan dengan tempo lambat dan ritmis.