Tidak berlebihan jika Presiden Prabowo menyebut potensi monasit sebagai kekayaan strategis bangsa yang bernilai triliunan.
Ia bahkan menilai bahwa pengelolaan mineral langka ini bisa menjadi kunci kemandirian industri Indonesia di masa depan.
Sayangnya, penemuan mineral monasit di smelter ilegal juga membuka sisi gelap eksploitasi sumber daya alam.
Aktivitas penambangan tanpa izin tidak hanya merugikan negara secara ekonomi, tetapi juga merusak lingkungan dan menghambat pengembangan industri strategis yang berkelanjutan.
BACA JUGA:Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI 2025 Syarat, Cara Pengajuan, dan Tabel Angsuran Terbaru
Diperlukan kebijakan tegas dan sistem pengawasan yang kuat agar pengelolaan mineral seperti monasit tidak lagi jatuh ke tangan yang salah.
Pemerintah dan lembaga riset perlu bekerja sama menciptakan rantai pasok yang aman dan bernilai tambah tinggi di dalam negeri.
Dengan strategi yang tepat, Indonesia bisa beralih dari sekadar eksportir bahan mentah menjadi produsen teknologi berbasis tanah jarang.
Di sinilah peluang besar terbuka bagi generasi muda untuk terlibat dalam riset, inovasi, dan pengembangan industri baru.
BACA JUGA:KUR BRI 2025 Solusi Pembiayaan Modal Usaha dengan Bunga Rendah dan Tenor Fleksibel
Kita sedang berdiri di persimpangan penting. Harta karun monasit bukan hanya soal nilai triliunan rupiah, tetapi tentang bagaimana bangsa ini menatap masa depan—menjadi penonton, atau pemain utama dalam peta industri global berbasis tanah jarang dan energi bersih.