Meski peluangnya besar, batik Melayu Kutai menghadapi sejumlah kendala. Salah satunya adalah berkurangnya minat generasi muda untuk terjun langsung menjadi pengrajin. Selain itu, persaingan dengan batik dari daerah lain yang lebih populer juga menjadi tantangan tersendiri.
Oleh karena itu, diperlukan inovasi berkelanjutan, baik dalam desain, pemasaran, maupun dukungan pemerintah.
Pemanfaatan teknologi digital, misalnya, bisa membantu promosi batik Melayu Kutai agar lebih dikenal masyarakat luas.
BACA JUGA:Harimau Dihabisi Akibat Memangsa Manusia, 800 Pemburu Dikerahkan
Batik Melayu Kutai sebagai Identitas
Lebih dari sekadar kain, batik Melayu Kutai adalah identitas masyarakat Kutai Kartanegara. Setiap helaian kain menceritakan sejarah panjang, hubungan manusia dengan alam, serta nilai adat yang masih dijunjung tinggi hingga kini.
Ketika seseorang mengenakan batik Melayu Kutai, ia tidak hanya memakai pakaian, tetapi juga membawa simbol kebanggaan dan warisan budaya.
Batik Melayu Kutai adalah bukti nyata bahwa batik bukan hanya milik Jawa, melainkan milik seluruh Indonesia dengan kekayaan corak yang beragam.
BACA JUGA:Semarang Venice van Java, Pesona Sejarah dan Modernitas Jawa Tengah
Motifnya yang sarat makna, warna-warna khas, serta sejarah panjang yang menyertainya menjadikan batik ini sebagai warisan budaya yang layak dibanggakan.
Dengan pelestarian yang serius dan dukungan generasi muda, batik Melayu Kutai dapat terus bertahan dan berkembang, bahkan menembus pasar dunia.
Pada akhirnya, batik ini bukan hanya kain indah, tetapi juga jendela untuk memahami kearifan lokal masyarakat Kutai Kartanegara.(*)