
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Di lereng timur Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, ada sebuah desa wisata yang bukan hanya memikat dengan panorama alamnya, tetapi juga dengan keramahan penduduk dan kearifan lokal yang terasa dalam setiap sapaan.
Desa Wisata Nglanggeran, atau yang lebih dikenal sebagai Desa Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, adalah destinasi yang menyatukan keelokan lanskap purba dan kekayaan budaya Jawa dalam harmoni yang menenangkan hati.
Namanya semakin dikenal sejak meraih penghargaan ASEAN Community Based Tourism (CBT) Awards pada Januari 2017.
Sejak saat itu, Nglanggeran menjadi magnet bagi wisatawan domestik maupun mancanegara yang ingin merasakan pengalaman wisata yang berbeda: bukan hanya melihat keindahan alam, tetapi juga menyelami kehidupan desa yang penuh nilai tradisi.
BACA JUGA:Terbukti Korupsi Proyek Jalan, Eks Sekda Pesisir Barat Divonis 18 Bulan Penjara
Petualangan biasanya dimulai dari pendakian Gunung Api Purba Nglanggeran. Gunung yang terbentuk dari aktivitas vulkanik jutaan tahun lalu ini menjulang setinggi sekitar 700 meter di atas permukaan laut.
Pendakian memakan waktu kurang lebih satu hingga dua jam, bergantung pada kecepatan langkah dan cuaca.
Namun setibanya di puncak, rasa lelah terbayar lunas dengan suguhan pemandangan yang menakjubkan: barisan perbukitan hijau, sawah yang membentang, dan langit biru yang terasa begitu dekat.
Angin yang bertiup pelan membawa kesejukan sekaligus aroma khas tanah pegunungan.
BACA JUGA:Lenacapavir: Inovasi Terbaru dalam Pengobatan HIV dan Perkembangannya
Turun dari gunung, ada destinasi lain yang tak kalah memesona: Embung Nglanggeran. Awalnya hanyalah bukit kecil, kemudian diubah menjadi kolam penampungan air hujan oleh warga setempat.
Waktu terbaik untuk menikmati Embung adalah menjelang pagi. Saat mentari perlahan muncul di balik perbukitan, cahaya keemasan memantul di permukaan kolam, menciptakan suasana damai yang sulit dilukiskan dengan kata. Banyak wisatawan rela bangun lebih pagi demi menyaksikan momen ini.
Tak jauh dari sana, Air Terjun Kedung Kandang menanti. Air terjun ini mengalir di sela-sela batuan dan sawah hijau yang subur, menciptakan lanskap alami yang memikat.
Debit airnya memang lebih deras setelah hujan, menjadikan tempat ini semakin menawan.
BACA JUGA:Ciri-Ciri Sakit Perut yang Perlu Diwaspadai dan Tidak Boleh Diabaikan