
“Kami belajar bahwa bisnis bukan hanya soal produksi dan jualan, tapi juga soal bagaimana bertahan dan tumbuh. Rumah BUMN memberikan kami peta jalan,” ungkap Thio.
Tak berhenti sampai di situ, Craftote juga turut serta dalam BRI UMKM EXPO(RT) 2025 serta BRI Incubator, dua program strategis dari BRI yang membuka akses pasar lebih luas dan membekali pelaku UMKM dengan keterampilan manajerial, pemasaran, serta ekspor.
Dengan bimbingan tersebut, Craftote kini membidik pasar Eropa sebagai langkah ekspansi berikutnya.
Apa yang membuat Craftote menonjol bukan semata kualitas produknya, tapi komitmen sosial yang melekat erat dalam setiap aktivitas bisnis.
BACA JUGA:KUR BRI 2025 Kembali Digulirkan: UMKM Bisa Dapat Modal hingga Rp500 Juta
Selain memberdayakan pengrajin lokal, mereka juga membuka pelatihan barista dan wirausaha dasar bagi anak-anak panti asuhan serta pemuda dari daerah terpencil seperti NTT. Ini menjadi bukti bahwa profit dan purpose dapat berjalan beriringan.
“Pertumbuhan usaha sepatutnya berjalan seiring dengan kontribusi sosial yang nyata,” tegas Thio.
Craftote telah menjadi wajah baru UMKM modern: kreatif, berdampak, dan siap bersaing di panggung global.
Di sisi lain, keberhasilan ini juga menegaskan bahwa peran lembaga keuangan seperti BRI tidak hanya sebatas penyedia pembiayaan, tetapi juga mitra strategis dalam perjalanan naik kelas para pelaku UMKM.
BACA JUGA:AgenBRILink Bantu Petani Grobogan Raih Akses Keuangan dan Kembangkan Usaha
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi menyatakan, BRI terus berkomitmen menjadi mitra pertumbuhan bagi pelaku UMKM di seluruh Indonesia.
“Melalui pembiayaan dan program pemberdayaan seperti pelatihan hingga expo, kami ingin memastikan UMKM seperti Craftote tidak hanya bertahan, tapi juga berkembang dan menembus pasar global,”
Kisah Craftote menjadi bukti bahwa dengan pendampingan yang tepat dan semangat inovatif yang tinggi, pelaku UMKM lokal mampu menembus batas, sekaligus menjadi agen perubahan sosial di tengah masyarakat.
