Dengan fitur perbankan terintegrasi, BRImo memudahkan akses bagi nasabah, terutama kalangan muda yang kian melek digital.
Pertumbuhan jumlah pengguna BRImo mencapai 37,14 juta pengguna, dan volume transaksi pun naik hingga Rp4.034 triliun atau meningkat 35,20% secara tahunan.
“Transformasi digital menjadi kunci dalam menjangkau segmen nasabah yang lebih luas, khususnya generasi muda yang aktif menggunakan teknologi,” jelas Sunarso.
Sebagai bagian dari komitmennya pada inklusi keuangan, BRI memperluas akses perbankan melalui AgenBRILink.
Hingga akhir September 2024, BRI memiliki lebih dari 1,02 juta agen yang tersebar di 62.227 desa di Indonesia.
Agen-agen ini berperan penting dalam memfasilitasi transaksi keuangan bagi masyarakat di daerah terpencil.
Selama Januari hingga September 2024, AgenBRILink mencatat transaksi hingga Rp1.170 triliun dari 859 juta transaksi finansial.
Langkah ini sejalan dengan misi BRI dalam mendukung inklusi keuangan nasional serta memperkuat ekonomi kerakyatan melalui konsep sharing economy.
“Melalui AgenBRILink, BRI mampu memperluas akses ke layanan keuangan ke wilayah terpencil yang belum terjangkau perbankan konvensional,” kata Sunarso.
BRI juga menjaga likuiditas yang memadai dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada level 89,18%, serta Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 26,76%.
Tingkat permodalan yang solid ini memberikan ruang bagi BRI untuk terus berkembang di masa mendatang.
Sunarso optimis bahwa BRI dapat mengakhiri tahun 2024 dengan kinerja positif berkat strategi penguatan fundamental yang berkelanjutan.
“Dengan likuiditas dan permodalan yang kuat, BRI siap menghadapi berbagai tantangan ekonomi baik dari dalam negeri maupun global,” pungkasnya.