MEDIALAMPUNG.CO.ID - Kuaci, atau biji bunga matahari, telah menjadi camilan yang digemari banyak orang di Indonesia.
Renyah dan gurih, kuaci cocok untuk dinikmati saat bersantai atau menemani waktu menonton televisi.
Dalam bahasa Inggris, camilan ini dikenal sebagai “sunflower seeds,” yang tidak hanya populer di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara, terutama di Tiongkok, di mana kuaci memiliki tempat istimewa dalam perayaan budaya seperti Tahun Baru Imlek.
Bahkan, kehadirannya dianggap membawa simbol keberuntungan dan kemakmuran bagi mereka yang menikmatinya.
BACA JUGA:Keuntungan Buka Tabungan BRI Simpedes Usaha Bagi Pengusaha Mikro
Biji bunga matahari sebenarnya berasal dari benua Amerika. Suku asli Amerika telah membudidayakan tanaman ini sejak 3000 tahun SM.
Selain dijadikan camilan, biji bunga matahari diolah menjadi minyak yang kaya nutrisi.
Penjelajahan Eropa pada abad ke-16 memperkenalkan tanaman ini ke benua lain, termasuk Asia, dan sejak itu, kuaci mulai terkenal sebagai camilan populer di Tiongkok pada abad ke-17.
Kuaci bukan hanya lezat, tetapi juga kaya nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh.
BACA JUGA:Klaster Manggis Bhuana Sari Perluas Jaringan Penjualan dengan Pemberdayaan BRI
Kandungan protein, serat, vitamin E, dan mineral seperti magnesium dan fosfor membuatnya menjadi camilan yang sehat.
Vitamin E berperan sebagai antioksidan yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan.
Kandungan seratnya pun membantu pencernaan, menjadikan kuaci pilihan camilan yang mendukung kesehatan.
BACA JUGA:Mesin Motor 2-Tak: Kinerja, Kelebihan, dan Kekurangan
Proses Pengolahan Kuaci dari Biji Bunga Matahari