MEDIALAMPUNG.CO.ID - Maroko membuat dunia terkejut setelah berhasil melangkah ke semifinal Piala Dunia 2022.
Raksasa Eropa seperti Belgia, Spanyol dan Portugal dipaksa angkat koper lebih awal oleh Hakim Ziyech dan kawan-kawan.
Pelatih Maroko Walid Reraqui mengadopsi permainan bertahan ala Catenaccio untuk menembus babak semifinal melawan Perancis yang akan digelar pada Kamis (14/12) pukul 02.00 WIB dini hari.
Sejak di fase penyisihan grup, pertahanan Maroko terbukti ampuh meredam serangan lawan-lawannya.
Selama piala dunia berlangsung, Maroko hanya kebobolan 1 gol saat menang melawan Kanada, itu pun gol bunuh diri Nayef Aguerd.
Kokohnya pertahanan Maroko yang berlapis benar-benar membuat lawannya frustasi.
Dengan gaya permainan ini, Maroko berhasil mencatatkan sejarah baru di gelaran piala dunia.
Padahal sebelum turnamen, Atlas Lions hanya pernah memenangkan dua dari 16 pertandingan.
Maroko selalu dikaruniai para pemain berbakat, tetapi kurang berprestasi di turnamen sepak bola sebesar Piala Dunia.
Kunci Maroko berhasil memuncaki grup yang berisi Belgia, finalis 2018 Kroasia, dan Kanada, lalu menyingkirkan Spanyol dan Portugal adalah pertahanan yang sangat kuat seperti Catenaccio Italia.
Catenaccio memang berkembang di Italia pada era tahun 1960-an saat Helenio Herrera menerapkannya pada Internazionale.
Sejak itu prinsip permainan Catenaccio yang dalam bahasa Italia bermakna “Kunci” berkembang luas hingga sempat meredup di era sepakbola modern yang lebih banyak menampilkan gaya permainan menyerang.
Catenaccio ala Maroko dimulai pada keputusan yang berani oleh federasi sepak bola dan keyakinan pelatih Walid Reragui dalam gaya bermain yang harus diikuti tanpa pamrih para pemainnya.
Tidak ada tim yang berhasil memecahkan pertahanan “Gerendel” Maroko, dan belum tentu Prancis melakukannya di semifinal besok.
Gaya main Catenaccio ala Maroko dibangun pada bulan Agustus ketika Vahid Halilhodzic dipecat oleh federasi karena penolakannya untuk memilih Hakim Ziyech, salah satu pemain terbaik negara itu.