Candi Gedong Songo, Pesona Situs Purba di Ketinggian Ungaran
Candi Gedong Songo / Foto ---- instagram @gunarto_song--
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Di lereng Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang, terdapat sebuah kompleks candi kuno yang memadukan panorama alam pegunungan dan jejak sejarah masa silam.
Candi Gedong Songo menjadi salah satu destinasi unggulan Jawa Tengah karena menghadirkan suasana tenang, udara sejuk, serta lanskap hijau yang memanjakan mata sejak pertama kali memasuki kawasan ini.
Kompleks candi ini berada di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut.
Dari Kota Semarang, perjalanan menuju lokasi memakan waktu sekitar satu setengah jam melalui jalur Ungaran—Bandungan yang dihiasi tanjakan dan tikungan tajam.
BACA JUGA:Curug Cimahi, Kemegahan Air Terjun Berwarna di Jantung Bandung Barat
Arah dari Solo sedikit lebih jauh, sekitar 86 kilometer, namun masih dapat ditempuh dalam waktu 1,5–2 jam perjalanan darat.
Jalanan menuju kawasan ini sudah beraspal baik, namun pengunjung tetap disarankan memastikan kondisi kendaraan prima mengingat medan yang relatif menanjak.
Candi Gedong Songo buka setiap hari mulai pukul 06.30 hingga 18.00 WIB, memberi kesempatan bagi pengunjung menikmati suasana pagi hingga menjelang senja.
Keberadaan kompleks candi ini pertama kali dicatat dalam laporan era kolonial pada abad ke-18. Temuan awal menyebutkan hanya tujuh bangunan, sehingga kawasan tersebut sempat dikenal sebagai Gedong Pitu.
BACA JUGA:Kondisi Ammar Zoni di Nusakambangan Memprihatinkan
Penelitian lanjutan pada abad ke-20 menemukan dua struktur lain yang kemudian mengukuhkan nama Gedong Songo, merujuk pada sembilan bangunan yang pernah berdiri.
Hingga kini belum ditemukan prasasti yang menjelaskan secara pasti siapa yang membangun candi-candi tersebut.
Namun, para ahli meyakini kompleks ini berasal dari masa berkembangnya agama Hindu di Jawa sekitar abad ke-9, diperkirakan berada dalam periode kekuasaan Wangsa Sanjaya.
Letaknya di dataran tinggi serta bentuk arsitekturnya mendukung dugaan bahwa tempat ini digunakan sebagai pusat pemujaan dalam tradisi Hindu Syiwa.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





