Disway Awards

Ribuan Ikan Mati di Teluk Tuba, 14 Ton Limbah Dibersihkan Cegah Pencemaran Danau Ranau

Ribuan Ikan Mati di Teluk Tuba, 14 Ton Limbah Dibersihkan Cegah Pencemaran Danau Ranau

Perubahan cuaca picu ikan mati, pembersihan 14 ton limbah dilakukan sejak dini hari-Foto Dok-

LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID — Pasca fenomena kematian massal ikan di Teluk Tuba, Pekon Kagungan, Kecamatan Lumbok Seminung, Lampung Barat, para pembudidaya di Danau Ranau bergerak cepat melakukan pembersihan limbah.

Sedikitnya 14 ton ikan mati berhasil dievakuasi dan dikubur di daratan agar tidak mencemari perairan danau serta mencegah penyebaran dampak ke keramba lainnya.

Camat Lumbok Seminung, Ruspel Gultom, turun langsung meninjau lokasi keramba. Ia memastikan para petani ikan telah mengevakuasi seluruh bangkai ikan sejak dini hari hingga menjelang siang.

“Langkah cepat para petani sangat penting. Mereka mengangkat seluruh ikan yang mati dan langsung menguburnya di lokasi aman di daratan. Jika dibiarkan, limbah ini bisa mencemari air danau dan memicu kematian ikan lebih luas,” ujar Ruspel.

BACA JUGA:Bappeda Lampung Barat Dinilai Gagal Dalam Perencanaan Penanganan Stunting

Menurut para pembudidaya, total ikan yang mati mencapai sekitar 14 ton. Seluruhnya dibawa menggunakan perahu ke tepi danau, lalu diangkut dengan karung ke titik penguburan massal.

“Semua kami kubur. Kalau tidak, air bisa tercemar dan ikan lain bisa ikut mati. Kami bekerja bersama-sama sejak pagi,” kata salah satu petani ikan.

Lebih lanjut dijelaskan, Berdasarkan laporan para petani, kematian ikan disebabkan oleh fenomena upwelling, yaitu naiknya endapan sisa pakan dan kotoran dari dasar danau akibat perubahan cuaca ekstrem — hujan deras disusul panas terik.

Endapan tersebut membawa gas beracun dan menyebabkan kadar oksigen di air turun drastis.

BACA JUGA:BK DPRD Bandar Lampung Jadwalkan Pemeriksaan Anggota Dewan Terkait Dugaan Pelanggaran Etik

“Dari hasil pengecekan, PH air juga rendah, artinya ikan benar-benar kekurangan oksigen,” jelas Ruspel.

Kondisi ini membuat banyak ikan nila dan emas yang sudah berukuran besar tidak mampu bertahan meski keramba berada cukup jauh dari bibir danau.

Meski jumlah ikan mati cukup besar, tidak semua pembudidaya mengalami kerugian. Sebagian keramba yang baru diisi benih atau baru selesai panen masih aman.

Ruspel memastikan pemantauan kualitas air dan kondisi keramba akan terus dilakukan bersama para petani dan aparatur pekon.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: