Stok Vaksin Rabies Menipis, Komisi IV DPRD Dorong Penambahan Anggaran di 2026
Anggota DPRD Heti Friskatati pastikan peningkatan anggaran vaksin rabies dalam APBD 2026.--
MEDIALAMPUNG.CO.ID – Ketersediaan vaksin rabies di sejumlah puskesmas di Kota Bandar Lampung dilaporkan mulai menipis.
Beberapa fasilitas kesehatan bahkan kehabisan stok vaksin, Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran mengingat kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) di Bandar Lampung terus meningkat.
Anggota Komisi IV DPRD Kota Bandar Lampung, Heti Friskatati. Ia menjelaskan bahwa saat ini Dinas Kesehatan menerapkan sistem subsidi silang untuk menutupi kekosongan di beberapa puskesmas, sambil menunggu penyesuaian anggaran baru yang akan dibahas dalam APBD 2026.
“Kalau terkait vaksin rabies, Saat ini kami sedang dalam pembahasan untuk tahun 2026. Mungkin penyaluran sebelumnya kuotanya sudah habis. Tapi kami akan upayakan agar tahun depan ada peningkatan, terutama jika kebutuhan di Kota Bandar Lampung memang tinggi,” ujar Heti kepada awak media, Pada Selasa, 11 November 2025.
BACA JUGA:Lampung Catat Sejarah Baru, Tembus 10 Besar Nasional di POPNAS XVII
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, hingga September 2025 tercatat 549 kasus gigitan hewan penular rabies, dan angka tersebut diperkirakan terus meningkat hingga hampir menyentuh 600 kasus pada akhir tahun.
Lonjakan ini menandakan perlunya perhatian serius terhadap ketersediaan vaksin rabies di fasilitas kesehatan.
Menanggapi hal itu, Heti menegaskan bahwa Komisi IV DPRD akan memperjuangkan peningkatan anggaran kesehatan, khususnya untuk pengadaan vaksin rabies, dalam pembahasan APBD tahun 2026.
“Jika kasus rabies meningkat, tentu kita wajib meningkatkan alokasi untuk vaksinasi. Kuota tahun 2025 mungkin belum signifikan dengan kondisi saat ini, jadi kami akan berupaya agar di 2026 bisa ditambah,” jelasnya.
BACA JUGA:Polda Lampung Tegaskan Tak Tolerir Penimbunan BBM
Meski belum seluruh puskesmas mendapatkan pengawasan langsung, Heti memastikan Komisi IV terus memantau kondisi di lapangan, terutama berdasarkan laporan masyarakat.
Ia menilai peningkatan kasus dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan menunjukkan bahwa pelayanan publik harus ditingkatkan.
“Pengawasan ke puskesmas memang ada, tapi belum semua. Kami menerima banyak pengaduan dari masyarakat dan akan terus bersinergi dengan Pemerintah Kota Bandar Lampung. Insya Allah kami berusaha memberikan solusi terbaik. Kalau memang ada kekurangan, kami akan tingkatkan,” tambahnya.
Ia juga mencontohkan peningkatan kebutuhan layanan di Rumah Sakit Tjokrodipo, yang kini juga mengalami kekosongan vaksin rabies selama dua bulan terakhir.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





