Disway Awards

Kesehatan Digital 2025: Dari Jam Tangan Pintar hingga Dokter Virtual

Kesehatan Digital 2025: Dari Jam Tangan Pintar hingga Dokter Virtual

Teknologi ubah cara kita menjaga kesehatan lewat smartwatch, big data, dan telemedisin canggih.--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Di era yang semakin terhubung, teknologi tidak hanya mengubah cara kita bekerja dan berkomunikasi, tetapi juga cara kita menjaga kesehatan.

Tahun 2025 menjadi titik penting dalam evolusi Kesehatan digital, di mana perangkat pintar dan kecerdasan buatan kini berperan langsung dalam memantau, mendiagnosis, dan bahkan menangani kondisi medis seseorang.

Dulu, jam tangan hanya berfungsi untuk melihat waktu. Kini, perangkat seperti Apple Watch, Samsung Galaxy Watch, dan Fitbit berubah menjadi alat pemantau kesehatan canggih.

Fitur seperti pengukur detak jantung, oksigen darah (SpO2), kualitas tidur, hingga tingkat stres kini menjadi standar.

BACA JUGA:Energi Gelap dan Alam Semesta: Apa yang Sebenarnya Kita Ketahui?

Bahkan beberapa model terbaru dapat mendeteksi aritmia jantung dan memberikan peringatan dini terhadap potensi serangan jantung.

Dengan bantuan AI prediktif, data dari jam tangan pintar dapat dianalisis untuk memberikan rekomendasi gaya hidup sehat, seperti kapan pengguna sebaiknya beristirahat, berolahraga, atau mengatur pola tidur.

Kemajuan di bidang telemedisin menjadikan konsultasi dengan dokter tak lagi harus dilakukan secara tatap muka.

Melalui aplikasi seperti Halodoc, Alodokter, dan Good Doctor, pasien kini dapat berkonsultasi dengan dokter 24 jam, mendapatkan resep elektronik, bahkan memesan pengantaran obat langsung ke rumah.

BACA JUGA:Jejak Peradaban: Bagaimana Penemuan Api Mengubah Arah Sejarah Manusia

Di tahun 2025, dokter virtual semakin cerdas berkat integrasi AI diagnosis. Teknologi ini mampu membaca gejala yang diketik pasien, mencocokkannya dengan basis data medis global, dan memberikan saran medis awal sebelum konsultasi dengan dokter manusia.

Salah satu pilar utama dalam revolusi kesehatan digital adalah Big Data. Setiap detik, jutaan data kesehatan dikumpulkan dari perangkat pintar, aplikasi kebugaran, hingga catatan medis elektronik di rumah sakit.

Melalui AI dan machine learning, data tersebut dianalisis untuk mendeteksi pola penyakit, memprediksi risiko kesehatan, dan mengembangkan obat baru lebih cepat dari sebelumnya.

Beberapa rumah sakit di Asia Tenggara bahkan telah menerapkan AI radiologi yang mampu mendeteksi kelainan pada foto rontgen dan MRI dengan akurasi hingga 95 persen — setara, bahkan melampaui dokter spesialis manusia.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: