Kepala Desa Negeri Sakti Bantah Isu Dugaan Pelecehan Mahasiswi KKN
Isu pelecehan terhadap mahasiswi KKN UIN Jurai Siwo Metro dibantah oleh Kepala Desa Negeri Sakti-Ilustrasi Freepik.com-
LAMPURA, MEDIALAMPUNG.CO.ID — Kabar dugaan pelecehan terhadap salah satu mahasiswi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri (UIN) Jurai Siwo Metro di Desa Negeri Sakti, Kecamatan Sungkai Barat, Lampung Utara, dibantah langsung oleh Kepala Desa setempat, Hendri Malim.
Menurut Hendri, kabar yang beredar tidak benar. Ia menjelaskan, saat kejadian dirinya hanya sedang membonceng mahasiswi KKN ke warung.
Karena posisi di atas motor cukup dekat, diduga hal itulah yang dianggap sebagai pelecehan.
“Kabar pelecehan itu tidak benar. Saat itu saya hanya mengantar mahasiswa KKN ke warung. Posisi tubuh kami memang berdekatan di motor, mungkin itu yang disalahartikan,” jelas Hendri saat dihubungi wartawan, Rabu (3 September 2025).
BACA JUGA:Cara Menghilangkan Kurap dengan Cepat dan Aman
Hendri menambahkan, ketidaknyamanan mahasiswi KKN di Desa Negeri Sakti bukan karena pelecehan, melainkan karena adiknya beberapa kali meminta uang rokok.
Hal itu, kata dia, yang membuat salah satu mahasiswi merasa risih hingga akhirnya muncul anggapan adanya pelecehan.
“Permasalahan ini sebenarnya sudah selesai. Namun, saya secara pribadi dan keluarga meminta maaf apabila ada sikap atau peristiwa yang membuat mahasiswi UIN Metro tidak betah selama menjalankan KKN di Desa Negeri Sakti,” ujarnya.
Sebelumnya, sempat beredar kabar mengejutkan yang menyebut seorang kepala desa berinisial HM diduga melakukan pelecehan terhadap mahasiswi KKN di kantor desa setempat.
BACA JUGA:Tips Aman Klaim DANA Kaget tanpa Takut Penipuan
Informasi itu pertama kali diungkapkan oleh sesama mahasiswa KKN yang enggan disebutkan identitasnya.
Menurut keterangan salah satu mahasiswa, korban yang disebut sebagai mahasiswi UIN Metro -sebut saja “Bunga”- mengalami insiden tersebut saat menjalankan program kerja. Bahkan, pihak kampus disebut telah menjemput korban dari lokasi KKN.
Camat Sungkai Barat, Hefni, mengaku belum mengetahui detail kejadian. Ia menuturkan bahwa saat pihak kampus menjemput mahasiswi KKN, dirinya sedang menghadiri rapat koordinasi Forkopimda di Gedung Pusiban Agung.
“Untuk kejadian itu saya tidak begitu paham, karena ketika pihak kampus datang menjemput, saya sedang berada di rapat Forkopimda,” kata Hefni, Sabtu (30 Agustus 2025).
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




