Volvo Akan Produksi SUV XC60 di AS Mulai 2026, Antisipasi Tarif Impor dan Genjot Penjualan

Volvo Akan Produksi SUV XC60 di AS Mulai 2026, Antisipasi Tarif Impor dan Genjot Penjualan

Ilustrasi SUV Volvo.//Foto: DOK/Volvo/Istimewa.--

MEDIALAMPUNG.CO.ID  — Volvo Cars bersiap memperluas basis produksinya di Amerika Serikat dengan memulai perakitan SUV populer mereka, XC60, di pabrik Ridgeville, Carolina Selatan pada akhir 2026.

Langkah ini bukan hanya strategi bisnis biasa, tetapi juga bagian dari manuver Volvo untuk menghindari kemungkinan lonjakan tarif impor yang dipicu oleh kebijakan perdagangan Amerika Serikat.

Bahkan ternyata XC60 sendiri sudah menjadi salah satu tulang punggung penjualan Volvo di pasar Amerika. Sepanjang 2024, model ini tercatat sebagai unit terlaris kedua di negeri Paman Sam, hanya terpaut tipis dari SUV flagship mereka, XC90.

Hingga pertengahan 2025, XC60 telah mencatatkan penjualan sebanyak 21.907 unit, atau berkontribusi lebih dari 33% dari total penjualan Volvo di AS, dengan pertumbuhan tahunan mencapai 22,9%.

BACA JUGA:Spesifikasi Suzuki Burgman 400 Terbaru, Irit dan Penuh Fitur Modern

Selain itu produksi XC60 nanti akan bersanding dengan dua model lain yang sudah lebih dahulu dirakit di fasilitas yang sama yaitu Volvo EX90 dan Polestar 3, dimana keduanya itu merupakan kendaraan  listrik premium yang ditujukan untuk pasar global.

Meskipun Volvo belum mengkonfirmasi secara resmi jadwal produksinya, pihak perusahaan menyebutkan bahwa pabrik Charleston tengah dipersiapkan untuk merakit model-model crossover berteknologi mild-hybrid dan plug-in hybrid—kategori yang juga mencakup XC60 generasi terbaru.

CEO Volvo Cars, Jim Rowan dalam sebuah keterangan resminya mengatakan bahwa dengan menambahkan XC60 ini ke lini produksi lokal mampu ternyata mampu memperkuat kehadiran Volvo di pasar AS yang kini sangat kompetitif sekaligus menciptakan lebih banyak peluang lapangan kerja di sektor manufaktur domestik.

Bahkan dia juga menegaskan bahwa strategi ini selaras dengan visi jangka panjang perusahaan untuk memperluas kehadiran di Amerika Utara dan mengurangi ketergantungan pada rantai pasok global yang rentan terhadap dinamika geopolitik.

BACA JUGA:Suzuki GSX-8R 2025: Sportbike Menengah yang Siap Tampil Total di Jalan dan Sirkuit

Langkah ini ternyata dipandang sebagai salah satu respons proaktif terhadap kemungkinan kebijakan tarif impor baru yang bisa diberlakukan oleh administrasi AS di masa depan termasuk wacana pengembalian kebijakan proteksionisme seperti di era pemerintahan Donald Trump.

Dengan memindahkan sebagian produksi ke AS, Volvo tidak hanya menghindari potensi kenaikan biaya logistik dan bea masuk, tetapi juga memperkuat posisi mereka dalam persaingan segmen SUV premium yang semakin padat.

Saat ini, pabrik Volvo di Carolina Selatan memiliki kapasitas produksi sekitar 150.000 unit per tahun, dan terus diperluas untuk mendukung transisi perusahaan menuju elektrifikasi total pada tahun 2030.

Volvo menargetkan seluruh lini produknya akan sepenuhnya menggunakan teknologi listrik, termasuk varian hybrid, sebagai bagian dari komitmen mereka terhadap keberlanjutan dan netralitas karbon. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: